Sunday 24 August 2014

Article in BANI Newsletters: Efektifitas Klausul Arbitrase Dalam Meningkatkan Kualitas Perjanjian Asuransi - Arbitration / Insurance Clause














Monday 18 August 2014

Interview : Membidik Bancassurance Terbesar - Interview / Insurance / Management

bincang bisnis- Ahmad Junaedy Ganie, Direktur Utama BNI Life: Membidik Bancassurance Terbesar di Indonesia
Republika, Monday, 11 August 2014, 13:30 WIB
''Kemajuan takkan pernah terjadi tanpa perubahan. Dan mereka yang tak bisa merubah cara berpikir takkan pernah bisa mengubah apa pun.'' Entah disadari atau tidak, kalimat sastrawan besar George Bernard Shaw sedang benar-benar dilakukan sang nakhoda BNI Life saat ini. Ia, Direktur Utama BNI Life Ahmad Junaedy Ganie mengubah berbagai hal yang ada di anak usaha salah satu bank terbesar di Indonesia tersebut. Mulai dari pola bisnis, perubahan produk, jam kerja, hingga cara berpikir. Juga tak lupa memindahkan lokasi kantor pusat BNI Life.

Jika dahulu kantor BNI Life berada di belakang SPBU, kini berdiri berhadap-hadapan dengan sang induk, PT BNI (Persero) TBK.









Foto:Republika/Adhi Wicaksono
Direktur Utama BNI Life A Junaedy Ganie

Bagi dia, perubahan itu penting khususnya bagaimana masyarakat memandang brand BNI Life. Begitu juga karyawan sendiri memandang perusahaan yang mereka bangun. Berikut petikan wawancara reporter Republika, Ichsan Emrald Alamsyah dan pewarta foto Adhi Wicaksono.

BNI Life kini telah berubah, bagaimana proses perubahan itu berlangsung?
Semuanya dimulai ketika direksi BNI Life mulai menjabat pada 20 September tahun 2011, di mana sebentar lagi menjelang tiga tahun masa jabatan kami. Waktu kami menerima tanggung jawab ini, ada mandat yang kami terima, yang pertama adalah melakukan akselerasi nilai-nilai korporasi. Jadi, kami harus menemukan dan membangun, sehingga BNI Life memiliki nilai-nilai yang tinggi. Dalam arti bukan hanya sekadar harga perusahaan, namun juga integritas, aspek identitas, budaya, dan aspek praktik bisnis.

Kemudian, menjadikan bancassurance sebagai backbone  (tulang punggung) perusahaan. Awalnya ketika kami masuk bisnis yang besar adalah dari agensi, padahal BNI adalah anak usaha BNI, salah satu bank terbesar di Indonesia. Pangsa pasar kita sendiri sangat kecil, sehingga kami punya tekad yang kuat untuk maju.

Selanjutnya adalah revitalisasi agensi. Sejak 2004 terus merugi dan saat ini kami mengubah menjadi entiti yg menghasilkan laba.

Kemudian, strategi produk dalam mendukung pencapaian profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Salah satunya menghentikan puluhan produk agensi.

Intinya kami membuat produk yg berguna namun tak merugikan perusahaan. Salah satunya tak fokus pada premi single. Selain itu, tata kelola perusahaan (coorporate governance) berjalan sempurna. Termasuk membentuk risk management. Selain itu membangun perusahaan dengan dukungan sumber daya insani yang andal. Terakhir tentu saja mempersiapkan perusahaan menjadi menarik bagi calon strategic partner.

Anda mengatakan dengan kehadiran Sumitomo Life akan mengarahkan bancassurance sebagai channel bisnis utama, sebenarnya berapa kontribusinya?
Kami percaya bancassurance akan menjadi tulang punggung perusahaan. Karena kami menyadari bancassurance yang dimiliki perusahaan induk yaitu BNI,  masih memiliki potensi sangat besar. Artinya, ketika kami melihat bisnis di dalam sendiri sangat besar dan nasabah juga mereka yang percaya BNI, alangkah baiknya BNI life menggali potensi yang ada tersebut.

Karena tentunya kami menilai jika nasabah kami percaya dengan BNI maka juga akan meyakini BNI Life. Sehingga, kami berharap prosesnya akan jauh lebih mudah untuk mendapat kepercayaan nasabah.

Akan tetapi, bukan berarti kami akan melupakan tiga lini bisnis lainnya. Khususnya syariah yang tumbuh hampir di level 100 persen. Di mana itu merupakan refleksi dari pertumbuhan yang sangat bagus, sementara tahun sebelumnya bisa tumbuh hingga 46-48 persen.

Apakah ada rencana spin-off untuk unit syariah?
Satu hal yang kami ketahui, regulator berencana meluncurkan aturan mengenai syariah. Artinya, kami akan mengikuti setiap langkah atau arahan dari regulator.

Jika regulator menetapkan kami dalam waktu satu atau dua tahun harus spin-off maka akan kami lakukan. Hanya saja, kami memang memiliki rencana untuk melakukan spin-off untuk unit syariah, hanya saja belum menetapkan waktunya.

Namun, tahun ini di mana modalnya senilai Rp 25 miliar maka akan ditingkatkan menjadi sangat besar. Berdasarkan business plan kami akan digelontorkan dana sehingga modalnya menjadi Rp 75 miliar sampai Rp 100 miliar.

Tentu saja, hal itu menunggu persetujuan pemegang saham. Ini baru tahap perencanaan dan secara prinsip kesepakatan di tingkat direksi.

Apakah akan ada produk baru?
Belum lama ini kami meluncurkan produk baru. Beberapa di antaranya adalah  Purna Sejahtera, Spektra Health Care, dan masih ada beberapa yang masih di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Produk yang ada di OJK masih belum bisa kami sampaikan.

Kemudian, kehadiran perwakilan Sumitomo Life saat ini diharapkan juga meningkatkan product development. Kami berharap dengan kehadiran perwakilan Sumitomo Life bisa terjadi replikasi produk yang bagus di Jepang, namun juga baik untuk masyarakat Indonesia.

BNI Life berharap menjadi salah satu asuransi pilihan, sebenarnya apa artinya?
Pengertian dasar dari Life insurance of choice adalah kami ingin bahwa bila masyarakat berpikir mengenai kebutuhan asuransi maka yang pertama kali terlintas adalah BNI Life. Cita-cita yang besar dan tak mudah karena kami ingin membuat BNI Life sebagai Household Names.

Artinya bukan hanya bank, namun juga asuransinya. Kapan waktunya, kami tak bisa menyebutkan. Hanya saja kami berharap itu menjadi surprise bagi pemegang saham.

Kenapa BNI Life memilih Sumitomo?
Sebenarnya jawaban sangat mudah, namun itu merupakan refleksi dari sesuatu yang sangat besar bahwa ternyata, baik BNI Life maupun Sumitomo memiliki landasan filosofis, baik visi misi perusahaan maupun rencana.

Apakah BNI Life akan melahirkan produk mikro?
Dari aspek ketentuan, perusahaan asuransi setidaknya harus memiliki mikro. Begitu juga ketika kita melihat kebutuhan masyarakat Indonesia bahwa masyarakat di bawah yang membutuhkannya.

Karena mereka yang butuh kepastian jaminan untuk keberlanjutan kelangsungan pendapatan. Sehingga, tidak ada salahnya perusahaan asuransi untuk bergerak juga di bidang mikro.

Kami pun termasuk salah satu perusahaan bergerak di mikro. Walaupun masih dalam tahap yang sangat kecil.

Namun, tahun ini kami bertekad untuk bergerak di bidang mikro secara signifikan. Detailnya belum bisa kami kemukakan, hanya saja yang bisa kami katakan adalah 2014 kami juga ingin dikenal sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa asuransi mikro.

Tantangan dalam menuju transformasi fase kedua di BNI Life?
Terdapat sejumlah tantangan besar dalam fase kedua ini. Ekuitas perusahaan yang meningkat tinggi pada akhir fase pertama dari hanya sebesar Rp 400 miliar pada ujung fase pertama menjadi Rp 4,6 triliun tentunya akan diikuti oleh rencana pertumbuhan bisnis dan imbal hasil usaha yang lebih baik dari semua pemangku kepentingan.

Bentuk perusahaan yang telah menjadi sebuah perusahaan patungan dengan Sumitomo Life memiliki saham hampir 40 persen yang menyertakan tambahan direksi dan komisaris baru membawa perusahaan pada tahap asimilasi budaya kerja, termasuk dalam melakukan adopsi atas sejumlah praktik bisnis dari Sumitomo Life yang mungkin hendak diterapkan di BNI Life.

Pada saat yang bersamaan, cita kami untuk menjadikan bisnis bancassurance sebagai tulang punggung perusahaan dihadapkan pada wacana OJK untuk menerapkan aturan tertentu, khusus untuk bisnis bancassurance sehingga kami sangat mengharapkan regulator dalam hal ini mengkaji wacana tersebut secara lengkap dan bijak dan melibatkan para pakar dalam bisnis bancassurance di Indonesia.

Regulasi yang terkait dengan distribusi telemarketing telah menunjukkan dampak negatifnya bagi industri asuransi. Jangkauan telemarketing yang selama ini menjadi akses masuk yang membuka wawasan masyarakat tentang keberadaan proteksi asuransi yang memang mereka butuhkan yang ternyata dapat diperoleh dengan harga terjangkau menjadi surut. Kebijakan regulator dalam hal ini perlu disikapi dengan baik karena pertumbuhan asuransi melalui saluran telemarketing telah memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia. Adalah penting untuk menemukan solusi agar keluhan yang timbul terkait dengan saluran telemarketing diatasi dengan ketentuan yang berbeda.

Perlambatan pertumbuhan perekonomian Indonesia membawa perjalanan ke depan ini memasuki koridor baru. Persaingan tinggi perbankan di tengah likuiditas ketat memberikan tekanan prioritas kepada bank mitra kami yang mungkin berbeda dengan kepentingan industri asuransi. Menemukan kesamaan visi dan arah serta kepentingan bersama yang saling menguntungkan dan memberikan nilai tambah bagi nasabah perbankan melalui bisnis bancassurance menjadi tantangan tersendiri pula.

Secara mental, kami berharap upaya persiapan, pembentukan kultur budaya kerja dan bonding yang telah tanamkan selama SDM BNI Life menuju konversi menjadi sebuah perusahaan joint venture yang telah dicanangkan sejak awal transformasi tahap pertama akan membuat proses penyatuan ini berjalan lancar. Seleksi terhadap penerimaan karyawan baru harus disesuaikan dengan tuntutan dan lingkungan kerja yang berubah.

Transformasi tahap kedua yang bersamaan dengan fase transformasi pasar asuransi Asia Tenggara  (ASEAN)  memasuki implementasi Masyarakat Ekonomi Asian (MEA) 2015 membawa kita kepada  dimensi persaingan yang baru pula. Terpilihnya BNI Life sebagai peringkat pertama Best Life Insurer 2014 oleh Media Asuransi untuk kategori perusahaan dengan ekuitas Rp 250 miliar - Rp 750 miliar memberikan tanggung jawab tersendiri pula.
ed: irwan kelana

***
Asyiknya Pergi Berlibur Bersama


Dalam kesibukan yang dijalaninya, Direktur Utama BNI Life Ahmad Junaedy Ganie mengaku  tetap mengutamakan kebersamaan dengan keluarga. Mulai dari makan malam dan nonton film bersama, melakukan kegiatan olahraga bersama meskipun sekedar melakukannya pada waktu dan di tempat yang sama tetapi ada yang melakukan treadmill, ada yang berenang, dan bahkan ada yang berlatih Satria Nusantara.

"Pergi berlibur bersama selalu merupakan passion kami yang tidak harus selalu berbiaya mahal. Kebersamaan di rumah dilakukan mulai dari melakukan berbagai permainan kartu atau sekadar menonton televisi  atau berdiskusi tentang apa pun atau membawa jalan hewan peliharaan kami," tutur Junaedy.

Ia  juga meluangkan waktu untuk menambah pengetahuan dengan membaca berbagai jenis buku, menulis, atau sesekali meluangkan waktu baik sendiri atau ditemani. "Hal tersebut untuk  memenuhi minat saya terhadap budaya dan seni tradisional," ujarnya.

Saat ditanyakan apa yang menjadi target yang ingin dicapai dalam hidupnya, Junaedy mengatakan bahwa setiap insan mengemban suatu tanggung jawab. "Saya mengharapkan diberkahi kepercayaan untuk memberikan kontribusi dalam arti yang luas untuk kebaikan dan kemajuan banyak sejak dari lingkungan yang terkecil, yaitu keluarga, lingkungan tempat saya diberikan kepercayaan untuk memimpin, komunitas sosial, sampai pada lingkungan yang tidak terbatas sesuai dengan jangkauan kemampuan yang diizinkan oleh Yang Mahakuasa, sesuai dengan panutan dan ajaran-ajaran yang diberikan-Nya," paparnya.

Dalam lingkungan terdekat, ia juga terus berusaha untuk menjadi orang tua yang baik dan ini tidak mudah. "Sebagai anak, saya juga masih berjuang untuk menjadi anak yang baik. Sebagai pemimpin saya berharap dapat menjadi pemimpin yang bijak, inspiring, dan dapat menjadi coach atau mentor yang efektif dan berhasil menjadikan usaha yang dipimpin menjadi memilki daya saing yang tinggi," katanya.

Junaedy mengaku memiliki minat yang tinggi dalam capacity building yaitu menggali dan membangun potensi optimum dalam setiap individu sampai pada kontribusi dalam pembangunan karakter bangsa sehingga dapat ikut berperan dalam menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat tinggi, mandiri, dan kreatif. "Saya mengagumi mereka yang menjadi legenda dalam bidang mereka masing-masing. Saya mengagumi mereka yang ringan tangan dan tidak segan membantu pihak yang memerlukan pertolongan. Saya masih harus belajar banyak dan berusaha lebih keras," tegas  Ahmad Junaedy Ganie.  ed: irwan kelana