Sunday 23 March 2014

Interview - Pembawa Angin Perubahan (Wind of Change), Infobank December 2013 - Interview / Insurance / Management





Friday 7 March 2014

Interview: Lunch with CEO - Modal Penting Menang Persaingan, Bisnis Indonesia, 25 Sept 2013 - Interview / Insurance / Management






Wednesday, September 25, 2013
 


CEO BNI LIFE A. Junaedy Ganie: Modal Penting Menang Persaingan



(Bisnis Indonesia, 25 September 2013 - Membangun dengan hati)
Jakarta - Sejak muda, A. Junaedy Ganie mempunyai ambisi, tekad yang kuat dan gigih. Tidak heran, jika doktor ilmu hukum bisnis yang merintis karier di bidang asuransi mulai dari door-to-doorsalesman ini sekarang menduduki posisi puncak dan dipercaya memastikan kelangsungan transformasi bisnis di BNI Life.

Apa saja kiatnya, Bisnis mewawancarai pria berkaca mata itu di kantornya baru-baru ini. Berikut petikannya:
Wah, penamaan ruangan di kantor BNI Life menggunakan nama-nama kain, alat musik tradisional Indonesia. Apa maknanya?
Meja resepsionis berbalut  motif  kain songket. Penamaan ruang-ruang rapat dengan nama-nama kain tradisional seperti ruang batik, ikat, jumputan pada lantai pertama, ada juga ruang angklung, sasando, rebana, seruling pada lantai kedua dan nama-nama karakter wayang pada lantai yang lain.

Ini berpijak pada pemikiran untuk meningkatkan kebanggaan terhadap potensi kemampuan pribadi dan akar budaya Indonesia yang beragam.

Saya baca tulisan seorang filosuf Prancis yang mengatakan manusia pada dasarnya baik, dan karena institusilah dia menjadi jahat. Secara terbalik, [artinya] yaitu lingkungan yang baik dapat membuat manusia menjadi baik!.

Jadi lingkungan kerja yang baik adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas usaha.


Bagaimana perjalanan karier Anda di dunia asuransi?

Saya memulai karier asuransi dari tangga masuk sebagai door-to-door salesman. Mungkin milestone karier saya dimulai setelah beberapa bulan berkarier sebagai agen asuransi pada 1978. [Waktu itu] saya berhasil mengambil alih dari perusahaan pesaing penutupan asuransi kecelakaan diri untuk, [seingat saya], sekitar 6,000 sopir taksi dari salah satu perusahaan taksi pada 1978.

Banyak kunjungan dan pengenalan lingkungan saya lakukan untuk mempelajari kelemahan program asuransi mereka dan cara untuk mengatasinya. Saat itu, perusahaan taksi ini banyak menghabiskan waktu untuk memperbaharui daftar sopir karena klaim akan ditolak jika sewaktu terjadi kecelakaan mereka belum juga dilaporkan ke penanggungnya.


Apa yang peran Anda saat itu?

Pencapaiannya adalah bagaimana kami dapat mengurangi beban administrasi mereka. Kami ubah kepersertaan asuransi sopir yang semula atas nama masing-masing sopir menjadi pertanggungan atas dasar nomor polisi kendaraan yang tidak berubah-ubah.

Semua sopir ditanggung sepanjang saat terjadi kecelakaan, mereka memiliki kartu pengenal pengemudi (KPP) yang sah. Saya berkeyakinan polis tersebut adalah polis asuransi kecelakaan pertama di Indonesia yang dibuat dengan konsep yang sekarang dikenal sebagai unnamed PA policy.

Kami juga berikan premi yang lebih rendah dengan melakukan perubahan lingkup pertanggungan yang semula untuk semua jenis kecelakaan menjadi tetap sama-sama menjamin selama 24 jam tetapi terbatas pada kecelakaan kerja termasuk selama perjalanan dari rumah ke pool taksi, selama bertugas dan sewaktu dalam perjalanan pulang.

Ini persis seperti jaminan kecelakaan dari Jamsostek. Seingat saya, ini jauh sebelum Astek/Jamsostek lahir.


Kesan-kesan Anda ketika itu?

Bangga sekali rasanya, sewaktu diundang ke ruang kerja Bapak Harry Diah [selaku presiden direktur], ketika beliau turun tangan menandatangani sendiri polis asuransi tersebut di depan saya sendirian.

Sejak itu, saya berkeyakinan bahwa inovasi, kreativitas dan persistency adalah modal penting untuk memenangkan persaingan dalam bidang asuransi.

Saya juga berkeyakinan untuk berkarier di bidang asuransi. Sekarang saya telah berkecimpung memimpin pada hampir semua sektor perasuransian, kecuali reasuransi. Ini mulai dari perusahaan asuransi umum, broker asuransi dan sekarang asuransi jiwa. Semuanya adalah perusahaan joint venture atau yang terafiliasi dengan perusahaan asing sebelum dipercaya memimpin BNI Life.


Value apa yang Anda pegang untuk menopang kesuksesan karier?

Dalam berkarier saya memegang teguh kepercayaan dan kesempatan berlandaskan nilai-nilai integritas, akuntabilitas, governance dan entrepreneurship yang dilandasi passion, persistency dan leading by example.


Keputusan strategis apa yang pernah diambil dan konsekuensinya?

Pengalaman saya banyak bertumpu pada keberanian melakukan perubahan untuk perbaikan. Inovasi, capacity building, pendelegasian dan pembangunan tim kerja yang kuat. Compliance, governance, transformasi budaya korporasi, hingga pembangunan karakter lingkungan.

Saya yakin, kunci keberhasilan penyelesaian masalah dimulai dari identifikasi masalah, kajian dan mendiskusikannya dengan berbagai pihak. Ini untuk memperoleh berbagai sudut pandang sebagai pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Tetapi, harus siap juga untuk mengambil keputusan yang berbeda.

Tahapan berikut adalah melaksanakannya secara disiplin dan berani melakukan perubahan yang diperlukan.


Kiat Anda sebagai seorang leader di bidang ini?

Saya membangun dengan hati. Saya mengagumi mereka yang dapat menjadi inspirational leader, motivator dan mentor bagi lingkungannya. Saya mengagumi seorang mantan atasan di tingkat Asia Pasifik yang memiliki kedekatan yang tinggi dan mampu memenangkan hati bawahannya. Ini sesuatu yang saya masih terus upayakan.


Siapa saja yang mempengaruhi keberhasilan Bapak hingga di posisi puncak?

Karier saya di BNI Life dimulai dengan permintaan dari pemegang saham untuk mengisi kekosongan pada jabatan komisaris independen BNI Life. Masa pengenalan dan kebersamaan selama masa jabatan 2 tahun dan adanya kesesuaian antara kompetensi serta prinsip-prinsip yang saya anut dengan visi dan misi yang baru telah membuat pemegang saham percaya, dan memberi kepercayaan kepada saya untuk memimpin BNI Life.

Rekan sejawat yang waktu itu menjabat sebagai komisaris utama ikut berperan penting dalam memberikan masukan kepada pemegang saham. Tidak ketinggalan pula, kepercayaan dan peran serta kolega-kolega saya yang bersedia masuk secara bersama-sama dalam satu tim bahu membahu menjadi Pengurus BNI Life.


Tokoh idola yang menginspirasi Anda?

Nabi Muhammad SAW adalah tokoh idola utama saya, karena kepemimpinannya pada tingkatan yang tertinggi, dan pengaruhnya tidak lekang oleh zaman. Lee Kuan Yew yang menjadi Perdana Menteri Singapura pada usia 35 tahun dan pada usia 42 memimpin Singapura yang harus berdiri sendiri, lepas dari Federasi Malaysia sementara sebagian besar orang memprediksi Singapura yang diwarisinya sebagai an island without hintherland and a heart without a body akan menuju kegagalan. Lee adalah salah satu tokoh idola yang menginspirasi saya.

Kemampuannya memimpin dengan menerapkan apa yang saya sebut institutionalized policy dan penerapan rule of law secara disiplin. Ini menghasilkan suatu keteraturan dan kestabilan yang berkelanjutan.

Ini memungkinkan kebijakan dan strategi tidak dipengaruhi oleh perubahan pada tampuk kepemimpinan. Saya dapat mengkaitkan prinsip-prinsip kepimpinan tersebut dengan esensi Teori Pembangunan atau Teori Pembaharuan Hukum dari Prof. Mochtar Kusumaatmadja.


Siapa tokoh inspiratif Anda di asuransi?

Pada sektor asuransi, tokoh yang saya kagumi adalah Henk Greenberg, mantan Chairman & CEO AIG. Setelah tertunda sekian lama saya baru sempat menyelesaikan bukunya bersama Lawrence Cunningham yang berjudul The AIG Story.

Menurut Anda, apakah faktor knowledge dan skill di bidang ini ikut mempengaruhi kinerja, selain faktor pengalaman?

Tentu. Faktor pendidikan berpengaruh besar dalam kinerja saya sehingga saya selalu berusaha melengkapi diri dengan berbagai keahlian yang mendukung peningkatan kinerja dan mempercayai manfaat dari continuous learning.


Bisa dijabarkan kendala serta peluang mengelola anak perusahaan BUMN [BNI] ini?

Saya dan tim manajemen memulai tahapan baru dalam roadmap BNI Life. Dari sebuah perusahaan yang semula belum mendapat perhatian dari BNI sebagai induk yang fokus pada usaha perbankan, lalu ditarget untuk menjadi sebuah perusahaan yang berkembang cepat dan mengejar semua ketinggalan di masa lalu. Tentunya ini harus melalui proses yang tidak mudah.


Seperti apa suka dan dukanya?

Komitmen penuh BNI-BNI Life untuk sinergi dalam mengembangkan bisnis bancassurance tentu merupakan ‘suka’ yang terbesar. Selanjutnya, tantangan yang ada hanyalah implikasi dari proses penyesuaian di antara induk dan anak dengan kultur yang belum tentu sama dalam menciptakan sinergi yang optimal.


Bagaimana Anda melihat peran sumber daya manusia dalam organisasi di BNI Life?

Penerapan transformasi budaya yang kami terapkan berlandaskan pada SDM berperan sangat penting dalam organisasi BNI Life.


Apa values yang Bapak pilih untuk mengoptimalkan kekuatan SDM?  

Nilai-nilai yang saya anut telah terserap dalam Guiding Principle yang telah kami anut di BNI Life sejak 2 tahun yang lalu. Ini yang kami sebut Prinsip 3P, 3S dan 3C yaitu people, product, process, sinergy, segmented sales, service standard, customer focus, compliance, serta cost effectiveness.


Bagaimana Anda menikmati hidup dan apa nilai-nilai keluarga di mata Bapak?

Sabtu dan Minggu serta hari libur merupakan oase dari kegiatan keseharian di BNI Life. Di luar kegiatan sosial yang saya jalani, kebersamaan dengan keluarga merupakan elemen terpenting [terutama] untuk menerapkan nilai-nilai di dalam keluarga. Walaupun kadangkala hanya sebatas makan di luar, nonton atau berkumpul bersama di rumah atau menikmati masakan anak gadis kami ha-ha-ha.


Apa hobi di akhir pekan?

Satria Nusantara (SN) merupakan olah raga rutin yang telah saya jalani  dalam 8 tahun terakhir selain sesekali jalan cepat, renang atau golf atau menemani Dexter—anjing rottweiler kami—jalan pagi. Saya juga manfaatkan waktu untuk baca buku.


Ada cita-cita yang belum kesampaian sampai saat ini?

Tentunya masih ada tetapi saya bersyukur dengan apa yang dikaruniahiNya sekarang.




Apakah ada keinginan dari sisi spiritual untuk misalnya mengelola yayasan filantropi, di masa depan?
Tentu akan sempurna rasanya jika seseorang dapat memasuki tahapan spiritual tersebut dan berharap dapat melakukannya di masa depan.

Apa visi Anda dalam memimpin BNI Life, 5 tahun ke depan?

Mandat kepada kami yang menjabat sejak 20 September 2011 adalah untuk merevitalisasi BNI Life menjadi perusahaan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan atau sustainable growth dengan visi menjadi perusahaan asuransi terkemuka kebanggaan bangsa.

Kami menghendaki BNI Life dikelola secara prudent, profesional dan kompetitif. Setelah mengkaji berbagai aspek kunci, kami memutuskan bahwa pencapaian visi tersebut harus dimulai dengan melakukan transformasi budaya secara menyeluruh, pada semua lini.

Bisa dijabarkan kondisi internal yang menjadi kendala atau peluang dalam berbisnis asuransi di Indonesia?

Secara umum saya masih melihat kelangkaan SDM yang andal. Namun, adanya sistem operasional yang baik sekaligus berperan membantu manajemen menentukan strategi bisnis perusahaan, adanya semangat entrepreneurship yang dikawal oleh aplikasi manajemen risiko, compliance dan governance dapat menjadi fokus dalam memenangkan peluang bisnis sekaligus kendala dalam berbisnis asuransi di Indonesia.


Bagaimana Anda melihat kondisi eksternal, a.l. perekonomian global, krisis di AS dan Eropa, melemahnya ekonomi China dan India, pelemahan rupiah dan IHSG terhadap bisnis Industri asuransi?

Pada tahun ini, pengaruh kondisi eksternal tersebut tidak signifikan terhadap bisnis asuransi Indonesia terbukti dengan premi asuransi nasional tetap tumbuh secara menggembirakan terutama pada sektor asuransi jiwa. Ini terjadi a.l. karena struktur nasabah asuransi masih terbatas pada masyarakat kelas menengah ke atas yang melakukan kebijakan proteksi dan investasi bersifat jangka panjang.

Mereka bersifat rasional karena sudah melalui beberapa peristiwa krisis ekonomi, terakhir pada 2008. Pengalaman ketika  penurunan yang terjadi segera berbalik menjadi pertumbuhan yang lebih cepat membuat mereka tidak menjadi panik dengan kondisi eksternal yang bergolak. Proses edukasi  dan peningkatan kesadaran berasuransi masyarakat juga menciptakan tambahan pertumbuhan bisnis asuransi.


Bagaimana prediksi Anda untuk 2014?

Untuk 2014, proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berlanjut dan perbaikan perekonomian secara global walaupun terjadi perubahan struktur antar region dan negara memberikan alasan yang kuat untuk optimistis bahwa bisnis asuransi nasional akan tetap tumbuh dengan baik.


Bagaimana Anda melihat tren merger dan akuisisi di industri asuransi lokal, dan maraknya akuisisi asuransi global terhadap asuransi domestik di tengah penguasaan asuransi asing, dan tuntutan penguatan modal, menjaga RBC,  guna menopang ekspansi?

Usaha perasuransian adalah jenis usaha yang memerlukan permodalan yang kuat, terutama untuk peningkatan layanan, tersedianya sistem operasional yang kokoh dan untuk  menjaga kompetisi dalam pasar SDM yang andal serta memastikan perusahaan memenuhi tingkat kesehatan keuangan yang baik sehingga dapat memenuhi kewajiban kepada nasabah.

Pertumbuhan usaha akan selalu menuntut peningkatan modal. Hanya untuk sebuah sistem IT yang canggih dapat menghabiskan lebih dari Rp25 miliar. Hal ini menggambarkan bahwa persyaratan modal setor minimum yang Rp70 miliar dan Rp100 miliar tersebut belum memadai untuk mendirikan suatu struktur perusahaan asuransi yang kokoh. Potensi bisnis asuransi yang terus berkembang akan selalu menarik pemain baru untuk masuk.

Akibatnya, persaingan bisnis juga menjadi semakin keras sehingga menimbulkan kesulitan bagi pelaku usaha asuransi yang tidak siap.  Sementara itu, tidak banyak pasar asuransi yang memberikan potensi pertumbuhan pendapatan di atas 20% per tahun, apalagi pada pasar asuransi di negara yang industri asuransi jiwanya telah memasuki tahap pertumbuhan yang rendah atau bahkan menurun.

Situasi demikian membuat sejumlah pelaku usaha yang sudah di Indonesia yang lebih siap maupun pemain asing yang tertarik untuk masuk ke Indonesia, akan selalu memperhatikan kesempatan untuk tumbuh secara anorganik, dengan melakukan akuisisi, baik terhadap terhadap perusahaan yang sehat maupun yang sedang dalam kesulitan.

Dari satu sisi, maraknya akuisisi perusahaan domestik oleh perusahaan asuransi global sudah merupakan fenomena umum dan bahkan di beberapa negara di Asia tertentu mereka diizinkan memiliki saham 100%.  Tinggal lagi, industri asuransi Indonesia mau diarahkan kemana. Untuk itu diperlukan suatu grand design yang jelas untuk menjadi pedoman pembangunan dan program kerja pemerintah dalam menjalankan perannya. 


Value dan budaya korporat yang Anda ingin terapkan supaya bisa membawa BNI Life menjadi tidak hanya good, tapi great?  Dan bisa dicontohkan penerapannya dalam kegiatan sehari-hari?

Kami telah menggali nilai-nilai dan budaya korporat BNI Life yang terdiri dari integrity, customer oriented, trust,  passion for excellence, team work, innovative dan embrace change.

Ketujuh elemen tersebut yang menjadi sikap dasar dalam menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dimulai dari suatu guiding principle yang kami sebut Prinsip 3P, 3S dan 3C.

Arti BNI Life bagi kami yang berkarier di BNI Life, yaitu melindungi setulus hati, mensejahterakan kehidupan bangsa, tidak terlepas dari  pemahaman terhadap visi, misi dan nilai-nilai dan prinsip 3P, 3S, 3C tersebut.

Sebagai contoh, dalam kaitannya dengan prinsip people, kami mendorong agar setiap karyawan BNI Life memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri dan menyadari kekurangan masing-masing dan mengisinya sehingga dapat tumbuh dan menemukan potensi pribadi secara penuh (capacity building).

Bangsa Indonesia memiliki potensi yang tinggi yang jika dapat digali secara penuh akan menjadi pekerja yang tangguh. Kita dapat bekerja dengan sangat baik dalam lingkungan yang mendukung dan dipercaya memegang jabatan penting di berbagai perusahaan multinational.

Khususnya pada sektor asuransi, akhir-akhir ini semakin banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri menunjukan daya saing bangsa yang meningkat. Pendapat para ahli seperti Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia dan Koentjaraningrat dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan di Indonesia tentang ciri dan kelemahan sikap mental tertentu bangsa Indonesia yang menjadi penghalang, dapat diatasi dengan peningkatan rasa percaya diri dan pembangunan karakter bangsa.


Bagaimana dengan cetak biru BNI Life yang akan Anda jalankan? Bisa dijelaskan milestone-nya dari tahun ke tahun? Apakah ada perubahan  secara signifikan dari cetak biru yang sudah ada?

Cetak biru Roadmap Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan Tahap I BNI Life untuk periode Tahun 2012-2015 sejauh ini masih on track. Pada 2012, pokok-pokoknya adalah capacity building dan memberdayakan bisnis bancassurance sebagai tulang punggung usaha perusahaan.

Untuk  2013 adalah percepatan pertumbuhan bisnis,  perbaikan kualitas layanan dan membangun aliansi strategis dan mendapat pengakuan masyarakat atas peningkatan layanan call center.

Pada 2104, kami akan melakukan inovasi nilai-nilai dan mengharapkan pengakuan dan kepuasan nasabah sebagai bukti keandalan layanan dan kinerja keuangan di atas rata-rata industri.

Selanjutnya, pada 2015, kami mencitakan menjadi perusahaan asuransi terdepan dalam kinerja finansial dan kualitaslayanan, pencapaian penghargaan dari pihak eksternal dan menjadi perusahaan asuransi jiwa pilihan masyarakat.


Bagaimana Anda melihat prospek asuransi mikro di Indonesia,  secara skala ekonomi, bisnis ini menguntungkan?

Struktur perekonomian Indonesia menjanjikan prospek bisnis yang menguntungkan. Kami masih dalam tahap melakukan kajian atas prospek bisnis tersebut termasuk upaya mempelajari kisah kesuksesan pelaku usaha di beberapa negara dan kemungkinan melakukan replikasi di Indonesia, terutama dalam kaitan antara biaya untuk membangkitkan potensi yang ada dalam masyarakat dan kesiapan infrastruktur kami sehingga skala ekonomi dapat tercapai.


Bisa dijelaskan turn around atau langkah terobosan yang sudah dilakukan? Dan yang belum dilakukan?

Industri asuransi nasional diharuskan menerapkan standar akuntansi baru yang berdasarkan PSAK 62. Menurut auditor independen kami, kami adalah perusahaan asuransi lokal pertama yang menerapkan dan mempublikasikan laporan keuangan berdasarkan standar baru tersebut.

Pencapaian pada 2011 yang saudara sebutkan adalah angka sebelum disajikan menurut PSAK 62. Setelah disajikan atas dasar PSAK 62, BNI Life mengalami kerugian sebesar Rp 11 miliar pada tahun 2011.

Pencapaian pada 2012 tersebut merupakan buah dari perubahan strategi bisnis menjadikan BNI Life sebagai perusahaan  yang fokus pada keperluan nasabah dan profitabilitas. Upaya tersebut antara lain didukung oleh perubahan product mix, revitalisasi setiap saluran distribusi, perbaikan kualitas layanan dan perubahan kebijakan investasi serta perbaikan bisnis proses.

Sebagai contoh, pada 2012 kami menghentikan 32 jenis produk yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan pasar. Kami meningkatkan sinergi dengan BNI dan menjadikan bisnis bancassurance sebagai tulang  punggung pertumbuhan bisnis sementara 3 saluran  bisnis lainnya, yaitu agency, employee benefits dan syariah terus meningkatkan kontribusinya. Sebagian dari kegiatan tersebut terus berlanjut ke 2013.

Sebagai contoh, kami menerapkan model bisnis yang baru untuk  saluran distribusi melalui agency di bawah  program revitalisasi saluran distribusi. Model bisnis ini mendapat sambutan positif dari para agen kami sehingga kami dapat mengambil keputusan yang berani dengan langsung menerapkan satu model bisnis sekaligus tanpa harus melalui proses panjang dengan melakukan penerapan 2 atau 3 model berjalan paralel sebagaimana umumnya dilakukan.

Di atas semuanya itu, modal yang  paling berharga  adalah keberhasilan transformasi  budaya yang kami lakukan yang dalam waktu singkat dapat menciptakan BNI Life  dan insan  di dalamnya menjadi suatu hasil transformasi yang sangat kami  banggakan.


Bagaimana membangun sinergi dengan institusi eksternal [stakeholders] dalam konteks marketing maupun brand building?

Fokus produk yang disediakan BNI Life meliputi bidang proteksi hari tua atau jaminan kelangsungan nafkah, kesehatan dan pendidikan,. Dalam membangun kedekatan dengan para stakeholders, dalam arti memperkuat posisi BNI Life, memperkuat brand awareness dan memberikan kontribusi kepada masyarakat luas, kegiatan kami mengacu kepada ketiga bidang tersebut. Kami baru pada tahap awal, dimulai dengan kegiatan road show dan seminar di beberapa rumah sakit mengenai pentingnya jaminan kesehatan dan secara aktif mengikuti berbagai pameran usaha finansial. Selanjutnya, kami akan melakukan kegiatan CSR yang terkait ketiga bidang tersebut.


Bisa dijelaskan chanel-chanel pemasaran baru yang dikembangkan untuk mendongkrak kinerja BNI Life?

BNI Life yang telah memiliki saluran agency, bancassurance, employee benefits dan Syariah dengan masing-masing saluran tersebut juga memiliki berbagai sub kanal sehingga, berbeda dengan perusahaan asuransi jiwa pada umumnya, BNI Life telah merupakan a truly multi-platform distribution life insurer.


Bancassurance. Apakah hal ini sudah dioptimalkan? Bagaimana membangun sinergi dengan BNI?

BNI Life sangat beruntung menjadi perusahaan anak BNI karena adanya potensi captive market bisnis bancassurance yang sangat besar. Potensi yang belum tergarap secara optimal tersebut memberikan potensi pertumbuhan yang sangat besar bagi kami.

Sejak 2012, sinergi yang meningkat antara BNI dan BNI Life sejalan dengan grand design untuk menjadikan bancassurance sebagai sumber pertumbuhan terbesar.

Pada 2012 sektor bancassurance  memberikan kontribusi sebesar 51%. Premi bancassurance sampai dengan Juli telah tumbuh 85% di atas tahun 2012 untuk periode yang sama dan 96% khusus untuk bisnis baru.


Komposisi portofolio investasi BNI Life saat ini?

Komposisi terbesar ada pada obligasi disusul oleh reksadana, pasar uang dan terakhir  portfolio saham. Pengelolaan portfolio investasi BNI Life dilandasi kebijakan yang prudent dan aplikasi manajemen risiko untuk memastikan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kepada nasabah di masa depan.

Kebijakan tersebut membuat BNI Life tidak terpengaruh secara signifikan oleh gejolak pasar modal akahir-akhir ini. Bahkan, penerapan ketentuan tentang RBC yang baru membuat RBC BNI Life meningkat dari semula 170% menjadi 316%. Hal ini menunjukan risiko aset BNI Life yang semakin membaik.


Soal transformasi, bagaimana ini diterapkan?

Program transformasi tersebut kami bagi dua. Pertama, corporate strengthening and repositioning yang terdiri dari reorganization and redefining of corporate culture dan aligning incentives with profitable growth.

Kedua, building sustained growth yang antara lain terdiri dari increasing distribution scale dan quality, realigning product mix and margin, enchancing customer experience. Untuk memulai proses, kami mendirikan divisi Change Management Office dan menerapkan key performance index (KPI) secara bertahap.

Selanjutnya, visi, misi perlu dimengerti dengan baik. Rencana dan pencapaian perusahaan dibuat transparan melalui berbagai town hall meetings dan workshops. Adakalanya, tantangan yang timbul membuat kami melakukan beberapa hal yang tidak umum dan bahkan bersifat radikal seperti beberapa kali memasang iklan lowongan kerja sementara jabatan-jabatan tersebut masih ada yang mendudukinya.

Tujuannya tidak lain untuk  menciptakan semangat perubahan yang tinggi pada semua tingkatan. Kami juga melakukan rotasi kerja bersifat sementara dan permanen untuk memastikan pemahaman dan pentingnya penghargaan terhadap peranan pihak rekan-rekan internal dan team work.

Kebijakan tersebut mendapat dukungan positif sehingga dalam waktu yang singkat semangat perubahan yang lahir telah membuahkan hasil yang sangat membanggakan kami semua, baik dari aspek pertumbuhan bisnis maupun laba dan yang lebih penting lagi dalam pencapaian pada peningkatan kualitas SDM di BNI Life dan staff engagement.
Saat ini, kami berani mengklaim telah mendudukan diri sejajar dengan para pelaku utama asuransi jiwa yang telah lebih dulu terkemuka.