Friday 7 March 2014

Interview: Passion tak pernah mati, Investor Daily, 20 Feb 2012 - Interview / Insurance / Management



A JUNAEDY GANIE:
Passion Tak Boleh Mati



 Senin, 20 Februari 2012 | 11:00


A JUNAEDY GANIE: Gairah atau passion bekerja akan membuat seseorang bertahan dan mencintai pekerjaannya sampai kapan pun. Foto: Investor Daily/TINO OKTAVIANO


Menggeluti karier di bidang yang sama atau itu-itu saja tidaklah mudah, apalagi jika berlangsung selama puluhan tahun. A Junaedy Ganie berhasil membuktikan bahwa gairah atau passion bekerja akan membuat seseorang bertahan dan mencintai pekerjaannya sampai kapan pun. Selain gairah, apa lagi yang mesti terus dipelihara agar sukses?

AJunaedy Ganie bukanlah nama baru dalam industri asuransi nasional. Pria yang kini menjabat sebagai direktur utama PT BNI Life Insurance ini sudah sekitar 34 tahun malang-melintang dalam industri tersebut. Pahit-getir dunia asuransi sudah dirasakannya.

Perjalanan karier Junaedy Ganie merupakan sebuah perjalanan yang panjang dan penuh liku. Ia meniti karier dari level bawah. “Saya memulainya sebagai seorang door to door salesman pada 1978,” tutur Junaedy Ganie kepada wartawan Investor Daily Yaumal Ardhi Perdana dan pewarta foto Tino Oktaviano di Jakarta, baru-baru ini.

Meniti karier di bidang yang sama selama puluhan tahun tentu tidak mudah. Apalagi banyak halangan dan rintangan yang ditemui. Toh, Junaedy Ganie tak pernah patah arang, apalagi sampai meninggalkan pekerjaannya. Ternyata integritas, akuntabilitas, dan passion terhadap pekerjaan merupakan kunci pokok kesuksesannya selama ini. “Saya juga menuntut hal yang sama kepada karyawan,” kata pria kelahiran Lahat, 28 Desember 1956 itu.

Berikut petikan lengkap wawancara tersebut.

Bisakah Anda menceritakan perjalanan karier hingga menjabat posisi sekarang?
Karier saya dimulai dari jenjang terendah sebagai door to door salesman di AIA/AIU pada 1978 sampai menjabat sebagai manajer, sebelum pindah ke asuransi umum ACE sebagai underwriting manager. Setelah itu, saya berkarier sebagai seorang broker asuransi. Saya memulainya sebagai direktur di IBS selama lima tahun pada 1985. Waktu itu, IBS terafiliasi dengan Citicorp Insurance Brokers. Kemudian pada 1990, saya menjabat sebagai presiden direktur ArtaJasa, sebuah broker asuransi yang memiliki kerja sama teknis dengan Alexander & Alexander dari AS.

Selanjutnya, saya mulai mewakili Lippo Group sebagai presiden direktur Aon Indonesia, sebuah usaha patungan dengan Aon Corporation dar AS selama 16 tahun hingga 2008. Karier saya di BNI Life dimulai sebagai komisaris independen pada Oktober 2009, tidak lama setelah saya menyelesaikan pendidikan S3 bidang hukum asuransi di Universitas Padjadjaran. Sejalan dengan visi baru pemegang saham pada fase pengembangan BNI Life selanjutnya, saya dan tim pengurus lainnya dipercaya masuk jajaran direksi pada 20 September 2011.

Alasan Anda memilih profesi ini?
Saya menggeluti profesi ini sejak lama karena kombinasi dari dua hal yang saya pahami ketika mengunjungi negara yang industri asuransinya berkembang, yaitu Australia. Pertama, saya melihat asuransi di sana sangat berkembang dan memiliki potensi yang besar.

Kedua, industri asuransi bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat berguna bagi masyarakat banyak. Sejak pertama kali saya merasakan dunia kerja, asuransi adalah pilihan saya. Oleh sebab itu, profesi saya sejak awal, tidak keluar dari dunia asuransi.

Apa kiat Anda dalam berkarier?

Saya selalu berusaha menjalani pekerjaan dengan sebaik mungkin, memahami apa yang dilakukan dengan baik, serta menjaga kepercayaan. Saya selalu menghargai manfaat dari pendidikan dan ilmu pengetahuan, sehingga selalu melengkapi diri dengan tuntutan kompetensi yang diperlukan. Selain itu, saya menghargai kekuatan kerja tim dan selalu terbuka atas saran dan kritik dalam mencapai kesuksesan.

Bagaimana Anda menyelesaikan masalah di perusahaan dan seperti apa gaya kepemimpinan Anda?
Jika ada masalah yang timbul dalam lingkungan tempat saya bekerja, hal pertama yang saya lakukan adalah mengkaji lebih dalam masalah tersebut. Setelah itu, saya akan menyelesaikannya dengan diskusi dan secara kekeluargaan. Dalam memimpin, saya selalu memberikan keterbukaan kepada semua pegawai, termasuk bawahan saya. Dengan begitu, kami akan tahu dari mana masalah itu timbul dan bagaimana cara kami menyelesaikannya.

Strategi Anda dalam memajukan perusahaan?
Secara umum, dasar pertama yang perlu diletakkan adalah penentuan dan pemahaman atas visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut perusahaan untuk selanjutnya dituangkan dalam suatu grand strategy, baik yang bersifat short term maupun long term. Apapun strategi yang akan diambil, hal pertama yang dilakukan adalah memulai dengan memahami secara mendalam keadaan yang ada dan memformulasikan tujuan (goal) yang dilengkapi dengan internal dan external environment analysis.

Dengan demikian, akan tersedia dasar-dasar untuk memformulasikan strategi perusahaan, terutama dalam kaitan penentuan strategi pertumbuhan bisnis yang akan dianut. Pada tahap tersebut, perusahaan akan dapat memformulasikan dan melaksanakan program yang ditentukan.

Di sisi lain, saya juga memanfaatkan feedback dan melakukan operational control yang didukung prinsipprinsip dalam strategi perusahaan menjadi customer focus, learning and growth, dan penerapan internal business process, sehingga dapat meraih kinerja keuangan yang ditargetkan. Pada akhirnya, suatu perencanaan yang berlandaskan pemahaman atas keadaan saat ini dapat dijadikan pedoman.

Selain itu, disiplin diperlukan karena kedisiplinan dalam bekerja sesuai pedoman yang merupakan factor penting memajukan perusahaan. Saya pun ingin menggarisbawahi bahwa kekompakan tim juga merupakan kunci. Di samping itu, dalam proses memajukan perusahaan, saya percaya kepada pentingnya konsistensi terhadap halhal pokok dan siap untuk fleksibel pada hal-hal yang dirasa kurang penting, memimpin dengan memberikan contoh, penyesuaian penempatan SDM, serta melakukan mentoring dan pendelegasian.

Apa prinsip yang Anda pegang teguh dalam bekerja?

Saya memegang teguh integritas, per tanggungjawaban (akuntabilitas), dan passion terhadap pekerjaan yang merupakan kunci pokok kesuksesan. Ini juga merupakan hal yang saya tuntut dari pihak lain.

Filosofi hidup Anda?
Pada dasarnya, saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu apa adanya. Sebab, dalam banyak hal yang saya hadapi atau saya rencanakan, saya mencoba untuk memandang latar belakang pemikiran yang melandasi terjadinya sesuatu dan tujuan dari suatu tindakan. Dalam keseharian, saya mengajak orang sekitar pekerjaan untuk terlebih dahulu mencoba menerapkan atau memahami dengan mencari apa tujuan yang menjadi landasan atau dasar pemikiran timbulnya atau direncanakannya sesuatu.

Apa obsesi yang ingin Anda capai ke depan, baik bagi perusahaan maupun pribadi?

Untuk perusahaan, kami menginginkan BNI Life dapat menjalankan visinya sebagai perusahaan asuransi terdepan serta misinya memajukan dan memberikan kontribusi yang bermakna bagi industri asuransi nasional. Sebenarnya, saya tidak memiliki obsesi pribadi saat ini. Hanya saja, saya selalu melakukan yang terbaik dalam hidup.

Bagaimana cara Anda menyeimbangkan hidup antara pekerjaan dengan keluarga?
Memang tidak mudah menjaga keseimbangan tersebut. Sebab, terdapat perbedaan besar yang mungkin timbul antara kebutuhan, tuntutan, dan kemampuan masing-masing pribadi yang tidak selalu sama. Tapi apapun yang kita kerjakan dalam karier kita, tentu terkait dengan unsur cinta keluarga, kepuasan batin atas pencapaian, dan passion dalam membangun, baik membangun usaha bisnis maupun membangun manusia yang ada di sekitar kita, terutama anggota keluarga, rekan sekerja, dan karyawan kita. Pada akhirnya, kita dapat menjadi pribadi yang saling melengkapi, apapun latar belakang dan tingkat kompetensi masing- masing.

Sebesar apa dukungan keluarga dalam karier Anda?
Dalam meniti karier, keluarga sangat berarti bagi saya. Mereka menjadi semacam obat dan penyemangat hidup. Dalam menjalani karier yang selalu menuntut waktu lebih dari 24 jam sehari, saya berusaha memberikan waktu dan perhatian bagi keluarga saya, apapun bentuknya. Saya melihat beberapa teman anak-anak saya yang tampak senang dan menikmati makan malam bersama yang seadanya di rumah kami pada akhir minggu atau hari libur dan sekali-sekali pada hari kerja karena mereka telah lama kehilangan kesempatan berharga tersebut. Keluarga juga akan lebih menghargai nilai-nilai kebersamaan yang telah dibangun.

Saya memang menyediakan waktu untuk menjaga kebersamaan, termasuk untuk berlibur ke berbagai tujuan yang tidak selalu menuntut biaya mahal. Contohnya seperti perjalanan bersama keluarga, memasuki kampung- kampung sampai tersesat, dan harus bolak-balik bertanya ke pendupokok. Dengan dukungan tim yang kompak, kami dapat membangun sebuah tim yang kokoh yang dapat mengalahkan tim bintang yang tidak kompak.

Saya kira ini dapat memberikan manfaat dan nilai-nilai yang lebih tinggi. Sebaliknya, terhadap rekan-rekan satu kantor dan mitra bisnis, dengan mereka saya mungkin menghabiskan waktu lebih lama dibanding dengan keluarga. Saya juga mencoba menganggap mereka sebagai anggota keluarga sendiri tanpa menghilangkan tuntutan terhadap standar disiplin dan compliance yang diperlukan. (*)

No comments:

Post a Comment