Dr. Junaedy Ganie, SE,MH,ANZIIF (Fellow), AAIK(HC),CIP,ChFC, CLU, FCBArb, MCIArb, a practitioner in various kinds of alternative dispute resolution since 2007. Current profession as a seasoned professional, business leader, consultant and entrepreneur combined with past experiences in providing effective risk solutions to diverse businesses and in M&A have given him the advantages in his profession as an arbitrator. Author of Hukum Asuransi Indonesia (Indonesian Insurance Law) text book.
Sunday, 23 March 2014
Interview - Pembawa Angin Perubahan (Wind of Change), Infobank December 2013 - Interview / Insurance / Management
Chairman, sole, member of numerous Tribunals at BANI Arbitration Center (Commercial), Ad-hoc including UNCITRAL cases, arbiter at LCIA/The London Court of Int'l Arbitration, LAPS-SJK (Financial). Entrepreneur, Chairman Pertamina Subholding Integrated Marine Logistic Co, Independent Commissioner Allianz Indonesia (General, Life, Pension), Commissioner Axle Asia. Doctor in Business Law (cum laude). Earlier education in economics, Jakarta, post graduate study in business administration at UK based De Montfort, Senior Management Development Program at INSEAD Business School in France. Member of Chartered Institute of Arbitrators, Fellow Chartered BANI Arbitrator, Fellow of Indonesia Institute of Arbitrators, Fellow&Certified Insurance Professional - Australian & New Zealand Institute of Insurance&Finance; Chartered Life Underwriter; Chartered Financial Consultant, Fellow (HC) of Indonesian Insurance Institute/AAMAI. Prior career in Indonesia had been mainly with large US, US Affiliated insurers, brokers, former CEO of BNI Life leading its successful transformation (Sept 2011 - Sept 2014). In the past he held a number of senior posts at Lippo Group.
Friday, 7 March 2014
Interview: Lunch with CEO - Modal Penting Menang Persaingan, Bisnis Indonesia, 25 Sept 2013 - Interview / Insurance / Management
Wednesday, September
25, 2013
CEO BNI
LIFE A. Junaedy Ganie: Modal Penting Menang Persaingan
(Bisnis Indonesia, 25 September 2013 - Membangun dengan hati)
Jakarta - Sejak muda, A. Junaedy Ganie mempunyai ambisi, tekad yang kuat
dan gigih. Tidak heran, jika doktor ilmu hukum bisnis yang merintis karier di
bidang asuransi mulai dari door-to-doorsalesman ini sekarang menduduki posisi
puncak dan dipercaya memastikan kelangsungan transformasi bisnis di BNI Life.
Apa saja kiatnya, Bisnis mewawancarai pria berkaca mata itu di kantornya
baru-baru ini. Berikut petikannya:
Wah, penamaan ruangan di kantor BNI Life menggunakan nama-nama kain, alat
musik tradisional Indonesia. Apa maknanya?
Meja resepsionis berbalut motif kain songket. Penamaan
ruang-ruang rapat dengan nama-nama kain tradisional seperti ruang batik, ikat,
jumputan pada lantai pertama, ada juga ruang angklung, sasando, rebana,
seruling pada lantai kedua dan nama-nama karakter wayang pada lantai yang lain.
Ini berpijak pada pemikiran untuk meningkatkan kebanggaan terhadap potensi
kemampuan pribadi dan akar budaya Indonesia yang beragam.
Saya baca tulisan seorang filosuf Prancis yang mengatakan manusia pada
dasarnya baik, dan karena institusilah dia menjadi jahat. Secara terbalik,
[artinya] yaitu lingkungan yang baik dapat membuat manusia menjadi baik!.
Jadi lingkungan kerja yang baik adalah salah satu faktor penting dalam
meningkatkan produktivitas usaha.
Bagaimana perjalanan karier Anda di dunia asuransi?
Saya memulai karier asuransi dari tangga masuk sebagai door-to-door
salesman. Mungkin milestone karier saya dimulai setelah beberapa bulan
berkarier sebagai agen asuransi pada 1978. [Waktu itu] saya berhasil mengambil
alih dari perusahaan pesaing penutupan asuransi kecelakaan diri untuk, [seingat
saya], sekitar 6,000 sopir taksi dari salah satu perusahaan taksi pada 1978.
Banyak kunjungan dan pengenalan lingkungan saya lakukan untuk mempelajari
kelemahan program asuransi mereka dan cara untuk mengatasinya. Saat itu,
perusahaan taksi ini banyak menghabiskan waktu untuk memperbaharui daftar sopir
karena klaim akan ditolak jika sewaktu terjadi kecelakaan mereka belum juga
dilaporkan ke penanggungnya.
Apa yang peran Anda saat itu?
Pencapaiannya adalah bagaimana kami dapat mengurangi beban administrasi
mereka. Kami ubah kepersertaan asuransi sopir yang semula atas nama
masing-masing sopir menjadi pertanggungan atas dasar nomor polisi kendaraan
yang tidak berubah-ubah.
Semua sopir ditanggung sepanjang saat terjadi kecelakaan, mereka memiliki
kartu pengenal pengemudi (KPP) yang sah. Saya berkeyakinan polis tersebut
adalah polis asuransi kecelakaan pertama di Indonesia yang dibuat dengan konsep
yang sekarang dikenal sebagai unnamed PA policy.
Kami juga berikan premi yang lebih rendah dengan melakukan perubahan
lingkup pertanggungan yang semula untuk semua jenis kecelakaan menjadi tetap
sama-sama menjamin selama 24 jam tetapi terbatas pada kecelakaan kerja termasuk
selama perjalanan dari rumah ke pool taksi, selama bertugas dan sewaktu dalam
perjalanan pulang.
Ini persis seperti jaminan kecelakaan dari Jamsostek. Seingat saya, ini
jauh sebelum Astek/Jamsostek lahir.
Kesan-kesan Anda ketika itu?
Bangga sekali rasanya, sewaktu diundang ke ruang kerja Bapak Harry Diah
[selaku presiden direktur], ketika beliau turun tangan menandatangani sendiri
polis asuransi tersebut di depan saya sendirian.
Sejak itu, saya berkeyakinan bahwa inovasi, kreativitas dan persistency
adalah modal penting untuk memenangkan persaingan dalam bidang asuransi.
Saya juga berkeyakinan untuk berkarier di bidang asuransi. Sekarang saya
telah berkecimpung memimpin pada hampir semua sektor perasuransian, kecuali
reasuransi. Ini mulai dari perusahaan asuransi umum, broker asuransi dan
sekarang asuransi jiwa. Semuanya adalah perusahaan joint venture atau yang
terafiliasi dengan perusahaan asing sebelum dipercaya memimpin BNI Life.
Value apa yang Anda pegang untuk menopang kesuksesan karier?
Dalam berkarier saya memegang teguh kepercayaan dan kesempatan berlandaskan
nilai-nilai integritas, akuntabilitas, governance dan entrepreneurship yang
dilandasi passion, persistency dan leading by example.
Keputusan strategis apa yang pernah diambil dan konsekuensinya?
Pengalaman saya banyak bertumpu pada keberanian melakukan perubahan untuk
perbaikan. Inovasi, capacity building, pendelegasian dan pembangunan tim kerja
yang kuat. Compliance, governance, transformasi budaya korporasi, hingga
pembangunan karakter lingkungan.
Saya yakin, kunci keberhasilan penyelesaian masalah dimulai dari
identifikasi masalah, kajian dan mendiskusikannya dengan berbagai pihak. Ini
untuk memperoleh berbagai sudut pandang sebagai pertimbangan sebelum mengambil
keputusan. Tetapi, harus siap juga untuk mengambil keputusan yang berbeda.
Tahapan berikut adalah melaksanakannya secara disiplin dan berani melakukan
perubahan yang diperlukan.
Kiat Anda sebagai seorang leader di bidang ini?
Saya membangun dengan hati. Saya mengagumi mereka yang dapat menjadi
inspirational leader, motivator dan mentor bagi lingkungannya. Saya mengagumi
seorang mantan atasan di tingkat Asia Pasifik yang memiliki kedekatan yang
tinggi dan mampu memenangkan hati bawahannya. Ini sesuatu yang saya masih terus
upayakan.
Siapa saja yang mempengaruhi keberhasilan Bapak hingga di posisi puncak?
Karier saya di BNI Life dimulai dengan permintaan dari pemegang saham untuk
mengisi kekosongan pada jabatan komisaris independen BNI Life. Masa pengenalan
dan kebersamaan selama masa jabatan 2 tahun dan adanya kesesuaian antara
kompetensi serta prinsip-prinsip yang saya anut dengan visi dan misi yang baru
telah membuat pemegang saham percaya, dan memberi kepercayaan kepada saya untuk
memimpin BNI Life.
Rekan sejawat yang waktu itu menjabat sebagai komisaris utama ikut berperan
penting dalam memberikan masukan kepada pemegang saham. Tidak ketinggalan pula,
kepercayaan dan peran serta kolega-kolega saya yang bersedia masuk secara
bersama-sama dalam satu tim bahu membahu menjadi Pengurus BNI Life.
Tokoh idola yang menginspirasi Anda?
Nabi Muhammad SAW adalah tokoh idola utama saya, karena kepemimpinannya
pada tingkatan yang tertinggi, dan pengaruhnya tidak lekang oleh zaman. Lee
Kuan Yew yang menjadi Perdana Menteri Singapura pada usia 35 tahun dan pada
usia 42 memimpin Singapura yang harus berdiri sendiri, lepas dari Federasi
Malaysia sementara sebagian besar orang memprediksi Singapura yang diwarisinya
sebagai an island without hintherland and a heart without a body akan menuju
kegagalan. Lee adalah salah satu tokoh idola yang menginspirasi saya.
Kemampuannya memimpin dengan menerapkan apa yang saya sebut
institutionalized policy dan penerapan rule of law secara disiplin. Ini
menghasilkan suatu keteraturan dan kestabilan yang berkelanjutan.
Ini memungkinkan kebijakan dan strategi tidak dipengaruhi oleh perubahan
pada tampuk kepemimpinan. Saya dapat mengkaitkan prinsip-prinsip kepimpinan
tersebut dengan esensi Teori Pembangunan atau Teori Pembaharuan Hukum dari
Prof. Mochtar Kusumaatmadja.
Siapa tokoh inspiratif Anda di asuransi?
Pada sektor asuransi, tokoh yang saya kagumi adalah Henk Greenberg, mantan
Chairman & CEO AIG. Setelah tertunda sekian lama saya baru sempat
menyelesaikan bukunya bersama Lawrence Cunningham yang berjudul The AIG Story.
Menurut Anda, apakah faktor knowledge dan skill di bidang ini ikut
mempengaruhi kinerja, selain faktor pengalaman?
Tentu. Faktor pendidikan berpengaruh besar dalam kinerja saya sehingga saya
selalu berusaha melengkapi diri dengan berbagai keahlian yang mendukung
peningkatan kinerja dan mempercayai manfaat dari continuous learning.
Bisa dijabarkan kendala serta peluang mengelola anak perusahaan BUMN [BNI] ini?
Saya dan tim manajemen memulai tahapan baru dalam roadmap BNI Life. Dari
sebuah perusahaan yang semula belum mendapat perhatian dari BNI sebagai induk
yang fokus pada usaha perbankan, lalu ditarget untuk menjadi sebuah perusahaan
yang berkembang cepat dan mengejar semua ketinggalan di masa lalu. Tentunya ini
harus melalui proses yang tidak mudah.
Seperti apa suka dan dukanya?
Komitmen penuh BNI-BNI Life untuk sinergi dalam mengembangkan bisnis
bancassurance tentu merupakan ‘suka’ yang terbesar. Selanjutnya, tantangan yang
ada hanyalah implikasi dari proses penyesuaian di antara induk dan anak dengan
kultur yang belum tentu sama dalam menciptakan sinergi yang optimal.
Bagaimana Anda melihat peran sumber daya manusia dalam organisasi di BNI Life?
Penerapan transformasi budaya yang kami terapkan berlandaskan pada SDM
berperan sangat penting dalam organisasi BNI Life.
Apa values yang Bapak pilih untuk mengoptimalkan kekuatan SDM?
Nilai-nilai yang saya anut telah terserap dalam Guiding Principle yang
telah kami anut di BNI Life sejak 2 tahun yang lalu. Ini yang kami sebut
Prinsip 3P, 3S dan 3C yaitu people, product, process, sinergy, segmented sales,
service standard, customer focus, compliance, serta cost effectiveness.
Bagaimana Anda menikmati hidup dan apa nilai-nilai keluarga di mata Bapak?
Sabtu dan Minggu serta hari libur merupakan oase dari kegiatan keseharian
di BNI Life. Di luar kegiatan sosial yang saya jalani, kebersamaan dengan
keluarga merupakan elemen terpenting [terutama] untuk menerapkan nilai-nilai di
dalam keluarga. Walaupun kadangkala hanya sebatas makan di luar, nonton atau
berkumpul bersama di rumah atau menikmati masakan anak gadis kami ha-ha-ha.
Apa hobi di akhir pekan?
Satria Nusantara (SN) merupakan olah raga rutin yang telah saya
jalani dalam 8 tahun terakhir selain sesekali jalan cepat, renang atau
golf atau menemani Dexter—anjing rottweiler kami—jalan pagi. Saya juga
manfaatkan waktu untuk baca buku.
Ada cita-cita yang belum kesampaian sampai saat ini?
Tentunya masih ada tetapi saya bersyukur dengan apa yang dikaruniahiNya
sekarang.
Apakah ada keinginan dari sisi spiritual untuk misalnya mengelola yayasan
filantropi, di masa depan?
Tentu akan sempurna rasanya jika seseorang dapat memasuki tahapan spiritual
tersebut dan berharap dapat melakukannya di masa depan.
Apa visi Anda dalam memimpin BNI Life, 5 tahun ke depan?
Mandat kepada kami yang menjabat sejak 20 September 2011 adalah untuk
merevitalisasi BNI Life menjadi perusahaan dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan atau sustainable growth dengan visi menjadi perusahaan asuransi
terkemuka kebanggaan bangsa.
Kami menghendaki BNI Life dikelola secara prudent, profesional dan
kompetitif. Setelah mengkaji berbagai aspek kunci, kami memutuskan bahwa
pencapaian visi tersebut harus dimulai dengan melakukan transformasi budaya
secara menyeluruh, pada semua lini.
Bisa dijabarkan kondisi internal yang menjadi kendala atau peluang dalam
berbisnis asuransi di Indonesia?
Secara umum saya masih melihat kelangkaan SDM yang andal. Namun, adanya
sistem operasional yang baik sekaligus berperan membantu manajemen menentukan
strategi bisnis perusahaan, adanya semangat entrepreneurship yang dikawal oleh
aplikasi manajemen risiko, compliance dan governance dapat menjadi fokus dalam
memenangkan peluang bisnis sekaligus kendala dalam berbisnis asuransi di
Indonesia.
Bagaimana Anda melihat kondisi eksternal, a.l. perekonomian global, krisis di AS dan Eropa, melemahnya ekonomi China dan India, pelemahan rupiah dan IHSG terhadap bisnis Industri asuransi?
Pada tahun ini, pengaruh kondisi eksternal tersebut tidak signifikan
terhadap bisnis asuransi Indonesia terbukti dengan premi asuransi nasional
tetap tumbuh secara menggembirakan terutama pada sektor asuransi jiwa. Ini
terjadi a.l. karena struktur nasabah asuransi masih terbatas pada masyarakat
kelas menengah ke atas yang melakukan kebijakan proteksi dan investasi bersifat
jangka panjang.
Mereka bersifat rasional karena sudah melalui beberapa peristiwa krisis
ekonomi, terakhir pada 2008. Pengalaman ketika penurunan yang terjadi
segera berbalik menjadi pertumbuhan yang lebih cepat membuat mereka tidak
menjadi panik dengan kondisi eksternal yang bergolak. Proses edukasi dan
peningkatan kesadaran berasuransi masyarakat juga menciptakan tambahan
pertumbuhan bisnis asuransi.
Bagaimana prediksi Anda untuk 2014?
Untuk 2014, proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berlanjut dan
perbaikan perekonomian secara global walaupun terjadi perubahan struktur antar
region dan negara memberikan alasan yang kuat untuk optimistis bahwa bisnis
asuransi nasional akan tetap tumbuh dengan baik.
Bagaimana Anda melihat tren merger dan akuisisi di industri asuransi lokal, dan maraknya akuisisi asuransi global terhadap asuransi domestik di tengah penguasaan asuransi asing, dan tuntutan penguatan modal, menjaga RBC, guna menopang ekspansi?
Usaha perasuransian adalah jenis usaha yang memerlukan permodalan yang
kuat, terutama untuk peningkatan layanan, tersedianya sistem operasional yang
kokoh dan untuk menjaga kompetisi dalam pasar SDM yang andal serta
memastikan perusahaan memenuhi tingkat kesehatan keuangan yang baik sehingga
dapat memenuhi kewajiban kepada nasabah.
Pertumbuhan usaha akan selalu menuntut peningkatan modal. Hanya untuk
sebuah sistem IT yang canggih dapat menghabiskan lebih dari Rp25 miliar. Hal
ini menggambarkan bahwa persyaratan modal setor minimum yang Rp70 miliar dan
Rp100 miliar tersebut belum memadai untuk mendirikan suatu struktur perusahaan
asuransi yang kokoh. Potensi bisnis asuransi yang terus berkembang akan selalu
menarik pemain baru untuk masuk.
Akibatnya, persaingan bisnis juga menjadi semakin keras sehingga
menimbulkan kesulitan bagi pelaku usaha asuransi yang tidak siap.
Sementara itu, tidak banyak pasar asuransi yang memberikan potensi pertumbuhan
pendapatan di atas 20% per tahun, apalagi pada pasar asuransi di negara yang
industri asuransi jiwanya telah memasuki tahap pertumbuhan yang rendah atau
bahkan menurun.
Situasi demikian membuat sejumlah pelaku usaha yang sudah di Indonesia yang
lebih siap maupun pemain asing yang tertarik untuk masuk ke Indonesia, akan
selalu memperhatikan kesempatan untuk tumbuh secara anorganik, dengan melakukan
akuisisi, baik terhadap terhadap perusahaan yang sehat maupun yang sedang dalam
kesulitan.
Dari satu sisi, maraknya akuisisi perusahaan domestik oleh perusahaan
asuransi global sudah merupakan fenomena umum dan bahkan di beberapa negara di
Asia tertentu mereka diizinkan memiliki saham 100%. Tinggal lagi,
industri asuransi Indonesia mau diarahkan kemana. Untuk itu diperlukan suatu
grand design yang jelas untuk menjadi pedoman pembangunan dan program kerja
pemerintah dalam menjalankan perannya.
Value dan budaya korporat yang Anda ingin terapkan supaya bisa membawa BNI Life menjadi tidak hanya good, tapi great? Dan bisa dicontohkan penerapannya dalam kegiatan sehari-hari?
Kami telah menggali nilai-nilai dan budaya korporat BNI Life yang terdiri
dari integrity, customer oriented, trust, passion for excellence, team
work, innovative dan embrace change.
Ketujuh elemen tersebut yang menjadi sikap dasar dalam menciptakan pertumbuhan
yang berkelanjutan dimulai dari suatu guiding principle yang kami sebut Prinsip
3P, 3S dan 3C.
Arti BNI Life bagi kami yang berkarier di BNI Life, yaitu melindungi
setulus hati, mensejahterakan kehidupan bangsa, tidak terlepas dari
pemahaman terhadap visi, misi dan nilai-nilai dan prinsip 3P, 3S, 3C tersebut.
Sebagai contoh, dalam kaitannya dengan prinsip people, kami mendorong agar
setiap karyawan BNI Life memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri dan
menyadari kekurangan masing-masing dan mengisinya sehingga dapat tumbuh dan
menemukan potensi pribadi secara penuh (capacity building).
Bangsa Indonesia memiliki potensi yang tinggi yang jika dapat digali secara
penuh akan menjadi pekerja yang tangguh. Kita dapat bekerja dengan sangat baik dalam
lingkungan yang mendukung dan dipercaya memegang jabatan penting di berbagai
perusahaan multinational.
Khususnya pada sektor asuransi, akhir-akhir ini semakin banyaknya warga
negara Indonesia yang bekerja di luar negeri menunjukan daya saing bangsa yang
meningkat. Pendapat para ahli seperti Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia
Indonesia dan Koentjaraningrat dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia tentang ciri dan kelemahan sikap mental tertentu bangsa Indonesia
yang menjadi penghalang, dapat diatasi dengan peningkatan rasa percaya diri dan
pembangunan karakter bangsa.
Bagaimana dengan cetak biru BNI Life yang akan Anda jalankan? Bisa dijelaskan milestone-nya dari tahun ke tahun? Apakah ada perubahan secara signifikan dari cetak biru yang sudah ada?
Cetak biru Roadmap Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan Tahap I BNI Life untuk
periode Tahun 2012-2015 sejauh ini masih on track. Pada 2012, pokok-pokoknya
adalah capacity building dan memberdayakan bisnis bancassurance sebagai tulang
punggung usaha perusahaan.
Untuk 2013 adalah percepatan pertumbuhan bisnis, perbaikan
kualitas layanan dan membangun aliansi strategis dan mendapat pengakuan
masyarakat atas peningkatan layanan call center.
Pada 2104, kami akan melakukan inovasi nilai-nilai dan mengharapkan
pengakuan dan kepuasan nasabah sebagai bukti keandalan layanan dan kinerja
keuangan di atas rata-rata industri.
Selanjutnya, pada 2015, kami mencitakan menjadi perusahaan asuransi
terdepan dalam kinerja finansial dan kualitaslayanan, pencapaian penghargaan
dari pihak eksternal dan menjadi perusahaan asuransi jiwa pilihan masyarakat.
Bagaimana Anda melihat prospek asuransi mikro di Indonesia, secara skala ekonomi, bisnis ini menguntungkan?
Struktur perekonomian Indonesia menjanjikan prospek bisnis yang
menguntungkan. Kami masih dalam tahap melakukan kajian atas prospek bisnis
tersebut termasuk upaya mempelajari kisah kesuksesan pelaku usaha di beberapa
negara dan kemungkinan melakukan replikasi di Indonesia, terutama dalam kaitan
antara biaya untuk membangkitkan potensi yang ada dalam masyarakat dan kesiapan
infrastruktur kami sehingga skala ekonomi dapat tercapai.
Bisa dijelaskan turn around atau langkah terobosan yang sudah dilakukan? Dan yang belum dilakukan?
Industri asuransi nasional diharuskan menerapkan standar akuntansi baru
yang berdasarkan PSAK 62. Menurut auditor independen kami, kami adalah
perusahaan asuransi lokal pertama yang menerapkan dan mempublikasikan laporan
keuangan berdasarkan standar baru tersebut.
Pencapaian pada 2011 yang saudara sebutkan adalah angka sebelum disajikan
menurut PSAK 62. Setelah disajikan atas dasar PSAK 62, BNI Life mengalami
kerugian sebesar Rp 11 miliar pada tahun 2011.
Pencapaian pada 2012 tersebut merupakan buah dari perubahan strategi bisnis
menjadikan BNI Life sebagai perusahaan yang fokus pada keperluan nasabah
dan profitabilitas. Upaya tersebut antara lain didukung oleh perubahan product
mix, revitalisasi setiap saluran distribusi, perbaikan kualitas layanan dan perubahan
kebijakan investasi serta perbaikan bisnis proses.
Sebagai contoh, pada 2012 kami menghentikan 32 jenis produk yang sudah
tidak sesuai dengan perkembangan pasar. Kami meningkatkan sinergi dengan BNI
dan menjadikan bisnis bancassurance sebagai tulang punggung pertumbuhan
bisnis sementara 3 saluran bisnis lainnya, yaitu agency, employee
benefits dan syariah terus meningkatkan kontribusinya. Sebagian dari kegiatan
tersebut terus berlanjut ke 2013.
Sebagai contoh, kami menerapkan model bisnis yang baru untuk saluran
distribusi melalui agency di bawah program revitalisasi saluran
distribusi. Model bisnis ini mendapat sambutan positif dari para agen kami
sehingga kami dapat mengambil keputusan yang berani dengan langsung menerapkan
satu model bisnis sekaligus tanpa harus melalui proses panjang dengan melakukan
penerapan 2 atau 3 model berjalan paralel sebagaimana umumnya dilakukan.
Di atas semuanya itu, modal yang paling berharga adalah
keberhasilan transformasi budaya yang kami lakukan yang dalam waktu
singkat dapat menciptakan BNI Life dan insan di dalamnya menjadi
suatu hasil transformasi yang sangat kami banggakan.
Bagaimana membangun sinergi dengan institusi eksternal [stakeholders] dalam konteks marketing maupun brand building?
Fokus produk yang disediakan BNI Life meliputi bidang proteksi hari tua
atau jaminan kelangsungan nafkah, kesehatan dan pendidikan,. Dalam membangun
kedekatan dengan para stakeholders, dalam arti memperkuat posisi BNI Life,
memperkuat brand awareness dan memberikan kontribusi kepada masyarakat luas,
kegiatan kami mengacu kepada ketiga bidang tersebut. Kami baru pada tahap awal,
dimulai dengan kegiatan road show dan seminar di beberapa rumah sakit mengenai
pentingnya jaminan kesehatan dan secara aktif mengikuti berbagai pameran usaha
finansial. Selanjutnya, kami akan melakukan kegiatan CSR yang terkait ketiga
bidang tersebut.
Bisa dijelaskan chanel-chanel pemasaran baru yang dikembangkan untuk
mendongkrak kinerja BNI Life?
BNI Life yang telah memiliki saluran agency, bancassurance, employee
benefits dan Syariah dengan masing-masing saluran tersebut juga memiliki
berbagai sub kanal sehingga, berbeda dengan perusahaan asuransi jiwa pada
umumnya, BNI Life telah merupakan a truly multi-platform distribution life insurer.
Bancassurance. Apakah hal ini sudah dioptimalkan? Bagaimana membangun sinergi dengan BNI?
BNI Life sangat beruntung menjadi perusahaan anak BNI karena adanya potensi
captive market bisnis bancassurance yang sangat besar. Potensi yang belum tergarap
secara optimal tersebut memberikan potensi pertumbuhan yang sangat besar bagi
kami.
Sejak 2012, sinergi yang meningkat antara BNI dan BNI Life sejalan dengan
grand design untuk menjadikan bancassurance sebagai sumber pertumbuhan
terbesar.
Pada 2012 sektor bancassurance memberikan kontribusi sebesar 51%.
Premi bancassurance sampai dengan Juli telah tumbuh 85% di atas tahun 2012
untuk periode yang sama dan 96% khusus untuk bisnis baru.
Komposisi portofolio investasi BNI Life saat ini?
Komposisi terbesar ada pada obligasi disusul oleh reksadana, pasar uang dan
terakhir portfolio saham. Pengelolaan portfolio investasi BNI Life
dilandasi kebijakan yang prudent dan aplikasi manajemen risiko untuk memastikan
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kepada nasabah di masa depan.
Kebijakan tersebut membuat BNI Life tidak terpengaruh secara signifikan
oleh gejolak pasar modal akahir-akhir ini. Bahkan, penerapan ketentuan tentang
RBC yang baru membuat RBC BNI Life meningkat dari semula 170% menjadi 316%. Hal
ini menunjukan risiko aset BNI Life yang semakin membaik.
Soal transformasi, bagaimana ini diterapkan?
Program transformasi tersebut kami bagi dua. Pertama, corporate
strengthening and repositioning yang terdiri dari reorganization and redefining
of corporate culture dan aligning incentives with profitable growth.
Kedua, building sustained growth yang antara lain terdiri dari increasing
distribution scale dan quality, realigning product mix and margin, enchancing
customer experience. Untuk memulai proses, kami mendirikan divisi Change
Management Office dan menerapkan key performance index (KPI) secara bertahap.
Selanjutnya, visi, misi perlu dimengerti dengan baik. Rencana dan
pencapaian perusahaan dibuat transparan melalui berbagai town hall meetings dan
workshops. Adakalanya, tantangan yang timbul membuat kami melakukan beberapa
hal yang tidak umum dan bahkan bersifat radikal seperti beberapa kali memasang
iklan lowongan kerja sementara jabatan-jabatan tersebut masih ada yang mendudukinya.
Tujuannya tidak lain untuk menciptakan semangat perubahan yang tinggi
pada semua tingkatan. Kami juga melakukan rotasi kerja bersifat sementara dan
permanen untuk memastikan pemahaman dan pentingnya penghargaan terhadap peranan
pihak rekan-rekan internal dan team work.
Kebijakan tersebut mendapat dukungan positif sehingga dalam waktu yang
singkat semangat perubahan yang lahir telah membuahkan hasil yang sangat
membanggakan kami semua, baik dari aspek pertumbuhan bisnis maupun laba dan
yang lebih penting lagi dalam pencapaian pada peningkatan kualitas SDM di BNI
Life dan staff engagement.
Saat ini, kami berani mengklaim telah mendudukan diri sejajar dengan para
pelaku utama asuransi jiwa yang telah lebih dulu terkemuka.
Chairman, sole, member of numerous Tribunals at BANI Arbitration Center (Commercial), Ad-hoc including UNCITRAL cases, arbiter at LCIA/The London Court of Int'l Arbitration, LAPS-SJK (Financial). Entrepreneur, Chairman Pertamina Subholding Integrated Marine Logistic Co, Independent Commissioner Allianz Indonesia (General, Life, Pension), Commissioner Axle Asia. Doctor in Business Law (cum laude). Earlier education in economics, Jakarta, post graduate study in business administration at UK based De Montfort, Senior Management Development Program at INSEAD Business School in France. Member of Chartered Institute of Arbitrators, Fellow Chartered BANI Arbitrator, Fellow of Indonesia Institute of Arbitrators, Fellow&Certified Insurance Professional - Australian & New Zealand Institute of Insurance&Finance; Chartered Life Underwriter; Chartered Financial Consultant, Fellow (HC) of Indonesian Insurance Institute/AAMAI. Prior career in Indonesia had been mainly with large US, US Affiliated insurers, brokers, former CEO of BNI Life leading its successful transformation (Sept 2011 - Sept 2014). In the past he held a number of senior posts at Lippo Group.
Subscribe to:
Posts (Atom)