Ayo
Kerja atau Mari bekerja? - Pembangunan
Karakter Bangsa
Oleh Dr. Junaedy Ganie
Slogan “Ayo Kerja” sudah menjadi
pemandangan umum terutama di kantor-kantor pemerintah. Slogan tersebut tentu dimaksudkan untuk mendorong
seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk giat bekerja dan fokus pada tugas
masing-masing sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kreatif anak
bangsa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Ayo” adalah sebuah kata seru untuk
mengajak atau memberikan dorongan, contoh yang diberikan “Ayo cepat, kita berangkat sekarang!” Dalam contoh tersebut tampak
adanya dorongan agar seseorang berbuat sedangkan yang mendorong ikut terlibat
dalam mencapai suatu tujuan yang sama.
Namun, pengertian atas suatu kata dapat
berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika yang berkembang dalam masyarakat.
Pemahaman umum tentang kata “Ayo” atau
dalam pemakaian sehari-hari lebih cenderung atau sering dipergunakan untuk
menyuruh atau memberikan instruksi. Kalau pemahaman awam atas kata “Ayo” adalah demikian maka slogan
tersebut terdengar seperti menyuruh orang lain untuk bekerja atau pemimpin atau
seseorang harus diikuti memberikan instruksi untuk bekerja. Kata tersebut
mengandung muatan adanya superioritas pada yang mengajak atau pada saat yang
sama mengandung kekecewaan seperti pada “Kenapa
salah semua? Ayo! (Why is everything wrong. Come on, tell me!) dalam contoh
yang dimuat dalam Kamus Indonesia Inggris oleh John M. Echols dan Hassan Shadily.
Akibatnya, slogan “Ayo Kerja” akan terdengar
seperti instruksi dan lebih jauh lagi dapat bersifat otoriter. Kalau demikian, maka
akan timbul pertanyaan tentang siapa yang
akan bekerja jika semuanya menyuruh bekerja?
Salah satu kunci kesuksesan suatu
pesan atau slogan adalah kesamaan persepsi antara tujuan dan pemahaman umum. Jika
tidak, tujuan dari suatu slogan tidak akan tercapai secara optimum. Coba dibandingkan
apabila yang dipergunakan adalah istilah “Mari bekerja”. Pilihan kata “Mari bekerja”
bermuatan positif sebab “Mari bekerja”
sepenuhnya terdengar mengajak untuk bersama-sama bekerja dan terdengar
setara, bukan terdengar lebih sebagai menyuruh bekerja. Bagaimana pendapat Anda?
Jakarta,
16 September 2015
No comments:
Post a Comment