Friday 26 June 2015

Akuisisi Makin Menjadi-jadi - Asuransi






Akuisisi Makin Menjadi-jadi

JAKARTA, Bisnis Indonesia, 23 Juni 2015 _ Meski literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat minim, pertumbuhan industri perasuransian diyakini bakal signifikan. Salah satunya melalui aksi akuisisi sejumlah pemain besar.

 
Amanda Kusuma Wardhani


 
Akuisisi dinilai masih menjadi pilihan menarik bagi sejumlah perusahaan asuransi besar yang berniat masuk ke Indonesia. Seperti diketahui, sejumlah asuransi lokal telah menjalin kesepakatan bisnis dengan beberapa perusahaan multinasional, misalnya perusahaan asuransi asal Malaysia, Tune Insurance Holding Bhd dengan PT Asuransi Staco Mandiri, dan PT Asuransi Parolamas yang telah diakuisi Insurance Asustalia Group.

Beberapa perusahaan asuransi tersebut me mang mengalami kesulitan modal sehingga akuisisi menjadi pilihan bagi para pemegang sahamnya. Namun, aksi akuisisi tidak hanya dilakukan untuk mencari tambahan modal saja, tetapi juga strategi investor terkait untuk berekspansi.

PT Astra Aviva Life (Astra Life), dan PT Fairfax Insurance Indonesia (Fairfax Indonesia) tercatat telah melakukan aksi korporasi pada tahun lalu.

Aviva International Holding Limited membeli saham PT Astra International Tbk. dengan porsi hingga 50%, sedangkan Fairfax Financial Holdings Limited (Fairfax Financial) mengakuisisi saham yang sebelumnya dimiliki PT Batavia Mitratama Insurance hingga 80%.

“Memang lebih baik memilih jalan akuisisi jika mereka [perusahaan asing] ingin menjajal pasar Indonesia.

Setidaknya, me reka tidak perlu mulai dari nol,” kata pengamat asuransi yang juga menjabat Komisaris Independen

Allianz Indonesia, Junaedy Ganie kepada Bisnis belum lama ini.

Dia menilai para pemain besar itu memiliki keunggulan lebih lantaran kapasitas permodalan yang kuat, pengalaman di sektor asuransi, dan teknologi yang mumpuni.

Merger dan akuisisi tidak melulu dilakukan investor asing, tetapi juga dalam negeri. Sejumlah bank belakangan berencana menggelar usaha patungan dengan perusahaan asuransi, sedangkan lainnya mempertimbangkan untuk mengakuisisi perusahaan asuransi yang sudah ada.

PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dikabarkan bakal membentuk usaha pa tungan asuransi jiwa. Kendati demikian, belum ada keterangan resmi terkait waktu pembentukan asuransi jiwa itu. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) sebelumnya juga telah ancang-ancang untuk mengakuisi salah satu perusahaan asuransi jiwa, meski belum ada realisasi hingga kini. Junaedy mengungkapkan, opsi akuisisi masih menjadi pilihan utama bagi perusahaan asuransi untuk menambah modal dan melakukan transfer ilmu.

Tentu saja selain akuisisi, perusahaan asuransi juga dapat berekspansi dan menambah permodalan dengan mencatatkan perusahaannya di pasar modal alias initial public offering (IPO).

 

LISTING

Hingga kini, baru 10 perusahaan asuransi yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan kesemuanya merupakan perusahaan asuransi umum. “Wajar saja jika appetite perusahaan asuransi belum memandang listing sebagai salah satu peluang bisnis karena investornya saja juga belum menilai sector asuransi sebagai pilihan yang menarik,” kata Wiyono Sutioso, Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Allianz Utama Indonesia.

Menurutnya, sektor asuransi masih dipandang sebagai sektor yang rapuh terhadap kondisi perekonomian nasional, terutama asuransi umum. Adapun asuransi jiwa, katanya, kebanyakan telah memiliki kapasitas permodalan yang kuat sehingga opsi listing tidak menjadi prioritas.

“Indonesia hanya butuh waktu dan contoh saja. Ketika nanti sudah ada satu perusahaan asuransi jiwa saja yang listing di bursa saham, saya yakin semua akan mengikuti,” katanya.

 


 

No comments:

Post a Comment