Friday 26 June 2015

Reguler Premium Terus Dipacu - Asuransi



Premi Reguler Terus Dipacu
 
JAKARTA, Bisnis Indonesia, 19 Juni 2015 — Pelaku industri asuransi jiwa diyakini bakal terus memangkas premi tunggal demi mengejar sumber dana jangka panjang.
 
Amanda Kusuma Wardhani
amanda.kusumawardhani@bisnis.com
Pasalnya, secara nominal, premi tunggal lebih besar ketimbang premi reguler, tetapi premi tunggal tidak mendukung skema berkelanjutan yang biasanya dianut industri asuransi jiwa.
“Untuk pemain baru, biasanya mereka lebih banyak bergantung kepada premi tunggal karena belum banyak premi reguler yang masuk. Tetapi, dengan berjalannya waktu, mereka harus segera beralih untuk menggenjot premi reguler,” kata Junaedy Ganie, pengamat asuransi yang juga menjabat Komisaris Independen Allianz Indonesia kepada Bisnis belum lama ini.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sepanjang Januari-Maret 2015 total premi tunggal tercatat Rp12,87 triliun, sedangkan premi reguler Rp20,08 triliun.
PT Equity Life Indonesia juga berencana untuk mengurangi kontribusi premi tunggal, dan beralih memacu kinerja premi reguler. Samuel Setiawan, Presiden Direktur PT Equity Life Indonesia (Equity Life), mengatakan dominasi premi tunggal di perusahaannya akan membuat skema keberlanjutan tidak  berkembang.
“Memang besar itu [premi tunggal]. Tapi, itu tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan kami. Dulu, karena baru, makanya kami ingin genjot premi tunggal,” katanya. Menurutnya, Equity Life sedang
melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan kontribusi premi reguler, salah satunya melalui
berbagai kerja sama dengan supermarket atau minimarket.
Pada tahun depan, Equity Life juga berambisi untuk memacu jumlah nasabahnya melalui kanal distribusi alternatif yakni perusahaan ritel. “Pada tahun lalu, jumlah nasabah kami mencapai 3 juta. Jadi, saya kira, kerja sama dengan menggaet perusahaan ritel seperti Lotte Mart sangat signifikan untuk menambah jumlah nasabah kami,” ujarnya.
 
KERJA SAMA
Tidak hanya itu, Equity Life juga berniat untuk menjalin kerja sama dengan bank pembangunan daerah (BPD) dan koperasi untuk memperluas jangkauan bisnisnya.
Sesuai dengan pangsa pasar Equity Life selama ini, perusahaan asuransi jiwa ini mengklaim telah memiliki mitra institusi keuangan sebanyak 150 lembaga, di mana sebagian besar merupakan BPD.
“Ada juga beberapa di antaranya yang merupakan bank BUMN, dan sisanya adalah koperasi. Kami akan konsisten untuk memperbanyak mitra di bank daerah dan koperasi untuk menarik lebih banyak nasabah dengan segmen kelas menengah ke bawah,” katanya.
Rinaldi Mudahar, Presiden Direktur PT Prudential Life Assurance (Prudential), mengatakan kontribusi premi reguler masih lebih dominan ketimbang premi tunggal. “Masih lebih banyak premi reguler, dan akan terus seperti itu karena premi reguler lebih sustain,” katanya. Mengutip data AAJI, pada kuartal I/2015 produk unit linked masih menjadi kontributor terbesar hingga 53,9% dari total pendapatan premi, sedangkan produk tradisional hanya menyumbang 46,1%.
Sampai dengan akhir kuartal I/2015, total pendapatan premi yang diperoleh dari produk unit linked tercatat naik 24,4%, dan produk tradisional naik 33,6%.
“Saya kira, pemerintah dan kalangan industri asuransi jiwa harus terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Sejauh ini, dana yang di kumpulkan industri masih bersifat jangka pendek yakni unit linked,” kata Evelina F. Pietruschka, Presiden Komisaris PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha.
 


No comments:

Post a Comment