Premi
Reguler Terus Dipacu
JAKARTA,
Bisnis Indonesia, 19 Juni 2015 —
Pelaku industri asuransi jiwa diyakini bakal terus memangkas premi tunggal demi
mengejar sumber dana jangka panjang.
Amanda Kusuma Wardhani
amanda.kusumawardhani@bisnis.com
Pasalnya, secara nominal, premi tunggal lebih
besar ketimbang premi reguler, tetapi premi tunggal tidak mendukung skema
berkelanjutan yang biasanya dianut industri asuransi jiwa.
“Untuk pemain baru, biasanya mereka lebih banyak
bergantung kepada premi tunggal karena belum banyak premi reguler yang masuk. Tetapi,
dengan berjalannya waktu, mereka harus segera beralih untuk menggenjot premi
reguler,” kata Junaedy Ganie, pengamat asuransi yang juga menjabat Komisaris
Independen Allianz Indonesia kepada Bisnis belum lama ini.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
(AAJI), sepanjang Januari-Maret 2015 total premi tunggal tercatat Rp12,87
triliun, sedangkan premi reguler Rp20,08 triliun.
PT Equity Life Indonesia juga berencana untuk
mengurangi kontribusi premi tunggal, dan beralih memacu kinerja premi reguler. Samuel
Setiawan, Presiden Direktur PT Equity Life Indonesia (Equity Life), mengatakan
dominasi premi tunggal di perusahaannya akan membuat skema keberlanjutan tidak berkembang.
“Memang besar itu [premi tunggal]. Tapi, itu tidak
sesuai dengan visi dan misi perusahaan kami. Dulu, karena baru, makanya kami
ingin genjot premi tunggal,” katanya. Menurutnya, Equity Life sedang
melakukan
berbagai upaya untuk terus meningkatkan kontribusi premi reguler, salah satunya
melalui
berbagai
kerja sama dengan supermarket atau minimarket.
Pada tahun depan, Equity Life juga berambisi untuk
memacu jumlah nasabahnya melalui kanal distribusi alternatif yakni perusahaan
ritel. “Pada tahun lalu, jumlah nasabah kami mencapai 3 juta. Jadi, saya kira,
kerja sama dengan menggaet perusahaan ritel seperti Lotte Mart sangat
signifikan untuk menambah jumlah nasabah kami,” ujarnya.
KERJA SAMA
Tidak hanya itu, Equity Life juga berniat untuk
menjalin kerja sama dengan bank pembangunan daerah (BPD) dan koperasi untuk
memperluas jangkauan bisnisnya.
Sesuai dengan pangsa pasar Equity Life selama ini,
perusahaan asuransi jiwa ini mengklaim telah memiliki mitra institusi keuangan sebanyak
150 lembaga, di mana sebagian besar merupakan BPD.
“Ada juga beberapa di antaranya yang merupakan
bank BUMN, dan sisanya adalah koperasi. Kami akan konsisten untuk memperbanyak mitra
di bank daerah dan koperasi untuk menarik lebih banyak nasabah dengan segmen
kelas menengah ke bawah,” katanya.
Rinaldi Mudahar, Presiden Direktur PT Prudential
Life Assurance (Prudential), mengatakan kontribusi premi reguler masih lebih
dominan ketimbang premi tunggal. “Masih lebih banyak premi reguler, dan akan
terus seperti itu karena premi reguler lebih sustain,” katanya. Mengutip data
AAJI, pada kuartal I/2015 produk unit linked masih menjadi kontributor terbesar
hingga 53,9% dari total pendapatan premi, sedangkan produk tradisional hanya menyumbang
46,1%.
Sampai dengan akhir kuartal I/2015, total
pendapatan premi yang diperoleh dari produk unit linked tercatat naik 24,4%,
dan produk tradisional naik 33,6%.
“Saya kira, pemerintah dan kalangan industri
asuransi jiwa harus terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Sejauh ini, dana
yang di kumpulkan industri masih bersifat jangka pendek yakni unit linked,” kata
Evelina F. Pietruschka, Presiden Komisaris PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha.
No comments:
Post a Comment