Menata ulang reformasi arah strategi perekonomian Indonesia
8 Paket Kebijakan Pemerintah
Oleh Dr.
Junaedy Ganie
Pemerintah
telah mengumumkan secara resmi 8 Paket Kebijakan Perekonomian. Peningkatan penggunaan
biofuel menjadi 15% sejak 1 April 2015 menjadi salah satu agendanya. Kebijakan
ini dan 7 kebijakan lainnya patut untuk didukung dan disambut dengan tangan
terbuka lebar. Berhubung rencana-rencana tersebut bukan semuanya pemikiran atau
inisiatif baru, yang paling ditunggu masyarakat adalah ujian dalam komitmen dalam
pelaksanaannya.
Peningkatan
komponen biofuel dari 10% (yang kata
sebagian orang sebenarnya hanya 7% yang telah dilaksanakan) akan memberikan
dukungan yang sangat baik bagi usaha minyak sawit (CPO) yang merupakan salah
satu komoditas andalan Indonesia yang salama ini berkembang diantara berbagai
hambatan, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Diketahui bahwa pemerintah menargetkan penggunaan minyak sawit
sampai 25% dari komponen biosolar pada tahun 2019 nanti. Tentunya kebijakan ini
memerlukan koordinasi dengan dan kesiapan dari industri otomotif untuk
menyesuaikan diri.
Sejumlah
pejabat Pertamina sejak dulu mengatakan bahwa peningkatan penggunaan biofuel
tersebut akan menghasilkan penghematan beban impor yang sangat besar setiap
tahunnya. Terakhir dikatakan penghematan akan mencapai sekitar USD 2 milyar
bila diterapkan sejak 1 April nanti sehingga tidak tertutup kemungkinan ruang
subsidi akan terbuka sebagai pengorbanan jangka pendek untuk tujuan yang lebih
besar dan bermanfaat bagi masyarakat
luas.
Selanjutnya,
adalah dapat dibayangkan dan ini mudah-mudahan bukan mimpi bila satu demi satu dari
masing-masing komoditas andalan milik bangsa seperti karet dan komoditas
pemegang rekor lainnya lain mendapat perhatian seperti ini, pasar dalam negeri
akan tumbuh dengan baik, defisit neraca pembayaran akan berkurang, dan multiplier effect yang dihasilnya akan
tidak terbatas. Mungkin kebijakan ini jika dilakukan secara konsisten akan
membuat penataan perekonomian Indonesia seperti meletakan gambar puzzle satu demi satu pada sebuah mozaik
yang belum lengkap sehingga gambar atau wajah yang tersembunyi menjadi tampak
keindahannya.
Selanjutnya,
pemerintah dapat menoleh ke sumber daya alam seperti batubara dan gas bumi dan
memposisikan mereka pada pada suatu kedudukan yang akan mengurangi
ketergantungan impor dan mendorong kemandirian perekonomian nasional. Jika
tidak kurang seorang Al Gore, mantan
Wakil Presiden AS dan pemenang Hadiah
Nobel 2007 dalam “The Climate Project Asia
Pacific Summit” di Jakarta pada Januari
2011 mengatakan bahwa Indonesia dapat berperan besar dalam penyediaan
energi dunia dari keberlimpahan energi panas bumi (geothermal) di negeri kita (Lihat tulisan Insurance
Scheme for Indonesia's Geothermal Exploration and Development dalam blog
ini pada 10 Desember 2014).
Sebagai seseorang yang dari waktu ke waktu mendapat
kepercayaan menjadi anggota tim riset yang dibiayai oleh sejumlah lembaga donor
internasional dalam rangka mempelajari upaya akselerasi pemanfaatan energi
panas bumi di Indonesia, terutama dari aspek manajeman risiko, sungguh
Indonesia memiliki keunggulan dan keberuntungan yang perlu dimanfaatkan sebaik
mungkin.
Selanjutnya, sebagai seorang yang dalam disertasinya
mendalami tentang daya saing industri
asuransi nasional, butir kebijakan lainnya yang hendak penulis sentuh adalah
tentang rencana pendirian perusahaan reasuransi besar yang merupakan satu dari
8 Paket Kebijakan Pemerintah tersebut. Kebijakan ini merupakan satu langkah
besar untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia sebab bisnis asuransi
selama ini memang merupakan sebuah sektor yang membebani neraca pembayaran
dengan penempatan reasuransi ke luar negeri dalam jumlah yang besar.
Jakarta, 17 Maret 2015.
tulisan yang menarik pak Jun, sampai membayangkan sedang berada disana, indah sekali, semoga nanti bisa kesana, kalau bisa tolong di infokan juga biaya dan kontak hotel disana yang disarankan, Trims pak Jun
ReplyDelete