Seri:
MEMORABLE EVENTS IN MY INSURANCE CAREER
Pengantar
Pagi ini pada 28 Februari 2017, Leanne
Duong, Regional Manager dari Australian & New Zealand Institute of Insurance & Finance dari Melbourne menanyakan apakah saya tertarik untuk memilih topik
tentang perjalanan karir saya di bidang asuransi dalam suatu forum yang direncanakan
akan diadakan dalam waktu dekat. Pembicaraan tersebut tiba-tiba saja menyadarkan
saya bahwa perjalanan karir saya dalam bidang asuransi pada Sabtu 25 Februari
2017 lalu telah mencapai 39 tahun. Pada tanggal tersebut secara kebetulan pula saya
mendapat kabar baik bahwa saya termasuk dalam 35 orang yang lolos dalam proses
seleksi Tahap II dari pemilihan Dewan Komisioner OJK untuk periode 2017 - 2022.
Usulan dan kesadaran akan ulang tahun
karir asuransi saya yang saya lalui tanpa saya sadari pada tanggalnya tersebut dan
beberapa kejadian sebelumnya telah mendorong saya untuk untuk menorehkan
tulisan tentang beberapa hal yang saya anggap akan menarik dan inspiratif
diketahui umum. Kebetulan pula pada beberapa minggu sebelumnya dalam suatu
pembicaraan tentang masa lalu bersama seorang tokoh asuransi Indonesia, Pak
Frans Lamury menjelang sidang arbitrase
di BANI Arbitration Center yang disusul dengan
undangan menghadiri Reuni Mantan AIU pada 4 Februari 2017. Pada acara reuni
tersebut saya sempat menjadikan pengalaman yang saya tulis di bawah ini sebagai
sharing topic yang saya pilih.
HOW I GOT MY
PROMOTION AND STARTED TO BECOME AN INSURANCE EXPERT
Setelah menjalani masa 1
tahun karir sebagai agen asuransi di AIA (B) sejak 25 Februari 1978 sampai 24
Februari 1979, saya berganti profesi menjadi seorang karyawan di perusahaan
yang sama. Melalui proses yang cukup seru saya diterima di perusahaan yang sama
sebagai Sales Representative bidang Employee Benefits di bawah Mrs. Henny Budiman,
yang merupakan Manager pada Departemen yang bernama Group Department. Saya menjalani proses pendewasaan diri mulai dari
kemandirian, ilmu-ilmu asuransi yang baru, menjual produk yang berbeda
sekaligus melakukan mentoring bagi 2
rekan sesama Sales Representative
yang bergabung belakangan, yaitu Charlie Mochtan (almarhum) dan Afiat Djajanegara dan seorang rekan yang tidak
bergabung lama.
Ketidaksabaran dan ambisi
saya yang tinggi ketika itu membuat saya tidak puas dengan perkembangan karir
yang saya capai. Hal tersebut mendorong saya, pada usia 24 tahun, untuk memberanikan
diri berbicara dari hati ke hati dengan Mrs Budiman menanyakan apakah saya
telah mencukupi persyaratan untuk menjadi Assistant
Manager atau Sales Supervisor. Jika
belum memenuhi persyaratan saya hendak mengetahui apa yang masih harus saya
penuhi. Ternyata saya harus menemui kenyataan bahwa saya dianggap belum pantas
untuk mendapat promosi yang saya kehendaki.
Sambil terus meningkatkan kinerja
penjualan, saya terus memikirkan cara untuk mendapatkan promosi karir saya.
Satu tahun kemudian, setelah Group Department
direlokasi bergabung ke kantor AIU, Robert Teguh (almarhum), yang sangat saya
hormati keilmuannya dalam bidang asuransi mendapat promosi sebagai Vice
President Director. Bob, panggilannya, adalah Production Manager di AIU, sister
company dari AIA. Bob juga merangkap jabatan sebagai Engineering Underwriting Manager dengan jenis asuransi utama
menutup pertanggungan terhadap risiko Boiler
& Machinery dan Contractors All
Risks/Contract Work. Dengan keberanian yang mungkin dianggap sebagian besar
terlalu berlebihan, saya menghendaki jabatan yang ditinggalkan Bob. Umur saya
25 tahun, pendidikan formal hanya sampai menyelesaikan tingkat I di Fakultas
Ekonomi, Universitas Sriwijaya di Palembang, pengalaman kerja 3 tahun termasuk
1 tahun sebagai agen asuransi yang hanya menjual Asuransi Kecelakaan (Personal Accident) saja. Bagaimana
caranya?
AIU saat itu dipimpin oleh
Manuel Juarez, orang Amerika keturunan Indian yang tinggi besar. Saya
menyimpulkan bahwa saya harus menembak ke sasaran tertinggi dan mendatangi
Manny, panggilan Manuel Juarez, untuk menawarkan diri saya menggantikan Bob!
Ketika kesempatannya tiba, Manny tentu saya terkejut dengan keinginan saya
tersebut dan bahkan mengatakan: “Bagaimana
mungkin saya bisa memberikan jabatan tersebut kepada kamu. Kamu hanya mengerti
asuransi kecelakaan dan employee benefits saja dan mungkin sedikit tentang asuransi kendaraan
bermotor dan asuransi kebakaran untuk rumah tinggal. Kamu tahu sebagai
Production Manager, Bob bertanggung jawab untuk penjualan semua jenis asuransi
sampai kepada jenis asuransi yang belum banyak dikenal seperti Professional
Indemnity, Political Risks dan Directors
& Officers Liability Insurance”. Reaksi yang wajar dan sudah diduga. Jawaban
tersebut tidak mematahkan semangat saya memberikan argumentasi mengapa saya
pantas menerima tanggung jawab tersebut dan bahwa Manny tidak akan menyesal
memberikannya kepada saya. Singkat kata, pembicaraan di ruangan Manny tersebut
berlangsung sampai sekitar 4 jam dan saya belum berhasil meyakinkannya. Namun,
saya masih yakin I shall get the job.
Persis seminggu kemudian, Manny memanggil saya ke ruangannya dan mengatakan
bahwa dia belum yakin bahwa saya memenuhi persyaratan untuk jabatan tersebut,
Apalagi, katanya, merangkap jabatan sebagai Engineering Manager sementara Bob
memang seorang engineer lulusan
Australia sedangkan saya mungkin belum pernah melihat pekerjaan pembuatan
fondasi gedung dan tidak akan tahu bagaimana bentuk sebuah boiler.
Pada titik itu, saya mengemukakan
kepada Manny bahwa saya benar-benar menghendaki tugas tersebut karena akan
memberikan saya pintu masuk terbaik kepada semua jenis pengetahuan dan keahlian
asuransi umum. Saya kemukakan bahwa saya akan melakukan pekerjaan yang sama
untuk tugas-tugas Production Manager
sementara title saya cukup sebagai Assistant Manager saja. Untuk lebih
meyakinkan dia bahwa saya adalah fast
learner sehingga akan bisa mengejar pengetahuan dasar yang diperlukan dalam
waktu singkat, saya mengatakan kepada Manny: "Berikan pekerjaan itu kepada saya
dan sebagai jaminannya saya akan mengajukan surat pengunduran dari Employee Benefits Department dan memohon
agar AIU memberikan saya Employment
Letter baru dengan masa percobaan 3 bulan". Saya tambahkan “Anda tidak akan kehilangan muka jika saya
tidak lulus masa percobaan karena anda hanya akan kehilangan orang yang tidak
mampu”. Apa yang terjadi? I got the
job and reported directly to Robert Teguh, Vice President Director of the company. A great opportunity to learn from the master. Alhamdulillah.
Selanjutnya, selama 3 bulan
pertama, hampir setiap malam saya pulang malam di atas jam 21.00. Bahkan suatu
malam, Herman Tuwaidan (almarhum), salah satu tokoh asuransi Indonesia pada
waktu itu dan mantan General Manager AIU, sebelum digantikan Manny, kaget menemui saya masih membaca
dengan client files tebal di atas
meja saja pada pukul 11.00 malam di bawah cahaya lampu redup. “Do you have cat’s eyes”? katanya. Dari
proses tersebut, saya membaca dan mengerti sebagian besar profil jenis pertanggungan
dan dinamika klien korporasi AIU yang berada dalam puluhan filing cabinets yang berjejer panjang di kantor yang ketika itu
berada di lantai 10, gedung yang ketika itu dikenal sebagai Wisma Hayam Wuruk yang
bangunannya unik karena seperti piramid terbalik. Selebihnya, dil luar tugas
rutin saya, dari pagi sampai sore saya “mengganggu” semua department managers terutama Herman Effendi (Fire Manager), Bambang Ambardy (Casualty
& Marine Manager) dibantu oleh Pius Tapoona dan Yvonne Lontoh, Denny Awuy (Automobile
Manager) dan sesekali dengan almarhum I.B. Siregar, Claim Manager dibantu oleh Nannie Dwimarksono dan Agus Riyanto. Saya belajar banyak dari mereka dan menyelesaikan 3 bulan masa percobaan saya.
Khusus untuk asuransi Boiler & Machinery saya melapor ke
James Hooper, Regional Manager AIU
ber lokasi di Manila sebelum kemudian lokasinya pindah ke Melbourne. Untuk Contractors All Risks saya melapor ke D.
C. Chan, sebagai Regional Manager
yang berlokasi di Hong Kong. D.C. kemudian diganti oleh Dorian Grey ketika D.C
mendapat promosi sebagai Contract Works Manager AIG di kantor pusat di New
York. Saya belajar banyak sekali terutama dari James Hooper dan Dorian Grey. Keduanya
banyak meluangkan waktu mendidik saya secara langsung on one to one basis. Sangat banyak ilmu yang saya timba dari
keduanya. Bahkan, ketika suatu hari saya memutuskan untuk pindah dari AIU untuk
menjadi Underwriting Manager untuk Property & Special Risks di Cigna
Indonesia yang ketika itu bernama Afia Indonesia, James Hooper mengkhususkan
diri berkunjung ke Jakarta. Dia mengatakan pelatihanmu belum selesai dan mari
kita pergunakan beberapa hari ke depan untuk menamatkannya sehingga saya akan
bangga dengan kamu di luar sana sebagai anak didik saya. Terima kasih James,
Dorian. Omong-omong, Bagaimana Regional Manager
Cigna, seorang Amerika yang seingat saya namanya adalah Bill Smith, datang dari Singapore untuk menawarkan pekerjaan baru kepada saya? Ternyata dia mendapat referensi dari Manny Juarez setelah dia pindah ke sebuah
broker asuransi di Singapore, suatu bukti bahwa Manny bangga dengan hasil
pencapaian saya di AIU.
Episode dengan Manny Juarez
belum selesai. Saya akan menulis pada kesempatan lain tentang bagaimana saya
mendapat beasiswa dari AIU untuk meneruskan kuliah saya di Fakultas Ekonomi.
Jakarta, 28
Februari 2017
Dr. Junaedy
Ganie
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete